Kembali
WCC Desa Damai di Klaten Ikut Ramaikan Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Ditulis : Admin
Senin, 2 Desember 2024
Jateng - Women Crisis Center (WCC) adalah inisiatif yang dikembangkan oleh Wahid Foundation melalui Program Desa Damai, yang bertujuan memberdayakan dan melindungi perempuan di tingkat desa. WCC berfungsi sebagai satuan tugas deteksi dini untuk mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan terhadap perempuan dan anak di komunitas mereka. Selain itu, WCC juga bertanggung jawab untuk memberikan pendampingan awal kepada korban, menyuarakan isu-isu kekerasan berbasis gender.
Pada 1 Desember 2024, WCC dari Desa Gemblegan, Nglinggi, Jabung, dan Jetis di Kabupaten Klaten turut berpartisipasi aktif dalam kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah bersama lembaga masyarakat, Forum Anak Kabupaten, Forum Anak Desa (FA Desa), dan akademisi.
Yanti Susanti, pendamping WCC Kabupaten Klaten, menjelaskan bahwa kegiatan kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak tersebut dilaksanakan di lokasi Car Free Day (CFD) Klaten. Kegiatan ini dimulai dengan pawai yang diikuti oleh perwakilan dari empat desa: Gemblegan, Nglinggi, Jabung, dan Jetis serta berbagai elemen masyarakat. Para peserta membawa poster-poster dengan berbagai pesan seperti "Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak," "Stop KDRT," dan "Stop Bullying."
“Kami ingin pesan-pesan kampanye ini tidak hanya berhenti di ruang acara, tetapi juga menyentuh hati masyarakat yang kami temui di sepanjang jalan. Dengan adanya orasi, poster, dan stiker, pesan-pesan ini dapat terus diingat dan dipahami,” ungkapnya.
Yanti menjelaskan bahwa aktivitas WCC di Desa Damai tetap aktif menjalankan program-programnya secara mandiri. Semangat ini, menurutnya didukung oleh upaya kolaboratif antara para pendamping, pemerintah desa, dan masyarakat setempat.
“Kami terus menjaga komunikasi dengan pemerintah desa untuk memastikan keberlanjutan program ini. Misalnya, Desa Jabung sudah mengalokasikan dana desa untuk kegiatan edukasi seperti kampanye anti-bullying dan kekerasan seksual. Ini menunjukkan bahwa advokasi kami berjalan, dan desa-desa mulai memiliki inisiatif sendiri untuk mendukung perlindungan perempuan dan anak,” jelasnya.
Yanti berharap dengan ikut sertanya WCC dalam kampanye anti-kekerasan ini dapat memberikan dampak positif yang nyata, baik bagi masyarakat maupun pemerintah desa. Ia menegaskan bahwa partisipasi WCC adalah bentuk nyata kontribusi komunitas lokal dalam upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.
"Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan. Selain itu, kami ingin menunjukkan bahwa komunitas desa juga mampu mengambil peran aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung," ujar Yanti.
Inisiatif Mandiri sebagai Keberlanjutan Program
Sementara itu, Plh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh, turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif yang dilakukan oleh WCC di Kabupaten Klaten. Ia menegaskan bahwa keterlibatan WCC dalam kampanye ini merupakan bukti nyata keberlanjutan program Desa Damai yang telah dikembangkan Wahid Foundation sebelumnya.
“Kami sangat mengapresiasi semangat para pendamping WCC di Klaten yang tetap aktif dan mandiri melaksanakan berbagai kegiatan advokasi, meskipun saat ini program Wahid Foundation tidak lagi secara langsung memfasilitasi mereka. Ini adalah wujud keberlanjutan yang kami harapkan, di mana masyarakat mampu mengambil inisiatif sendiri untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ujar Siti.
Siti juga menyebutkan bahwa keberlanjutan program seperti ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan pemberdayaan yang telah dilakukan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan inisiatif serupa.
“Masyarakat yang berdaya adalah kunci utama untuk menciptakan perubahan. Kami akan terus mendukung upaya seperti ini melalui jejaring yang kami miliki, termasuk memastikan bahwa isu kekerasan terhadap perempuan dan anak tetap menjadi perhatian utama semua pihak,” tambahnya.
Dengan adanya inisiatif ini, Wahid Foundation optimistis bahwa desa-desa yang telah menjadi bagian dari Program Desa Damai dapat terus melanjutkan perjuangan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, aman, dan bebas dari kekerasan. (ZA)
Bagikan Artikel: