Kembali
Wahid Foundation Rayakan Harlah ke-21 dengan Rangkaian Aksi Sosial, Spiritual, dan Pemberdayaan
Ditulis : Admin
Selasa, 9 September 2025

Jakarta - Wahid Foundation memperingati Hari Lahir (Harlah) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sekaligus HUT ke-21 yayasan pada 7 September 2025 di Rumah Pergerakan Griya Gus Dur, Jakarta. Peringatan ini dilaksanakan secara sederhana dengan menekankan pesan solidaritas, spiritualitas, dan komitmen pemberdayaan masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri mendiang Gus Dur, dan Nyai Hizbiyyah Rochim, Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat NU DKI Jakarta. Kehadiran mereka bersama perwakilan Koperasi Cinta Damai (KCD) Wahid, mitra lembaga, serta para pemangku kepentingan.
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam sambutannya menegaskan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang syukuran, melainkan juga sarana untuk memperkuat pesan kemanusiaan yang diwariskan Gus Dur. Ia menjelaskan latar belakang berdirinya yayasan yang lahir pada 2004, dan pentingnya melanjutkan perjuangan sang ayah.
“Kita berkumpul untuk syukuran kecil mengingat kondisi bangsa yang masih penuh tantangan. Kita ingin menunjukkan solidaritas kepada masyarakat. Hari ini adalah hari ulang tahun Wahid Foundation, yayasan yang didirikan oleh Gus Dur pada 21 tahun yang lalu. Kami dulu meminta izin kepada beliau agar perjuangannya tidak terputus. Insya Allah, kontribusi kami akan terus diperluas demi masyarakat, dan dengan cara itu kita bisa menanamkan kebaikan kepada alam semesta,” ujar Yenny.
Peringatan Harlah diawali dengan penyerahan santunan kepada pengemudi ojek online (ojol). Ratusan pengemudi hadir dalam acara ini dan menerima bantuan sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu. Dukungan ini diberikan sebagai pengakuan bahwa profesi mereka merupakan bagian penting dari kehidupan perkotaan dan layak mendapatkan perhatian.
Selain santunan untuk ojol, Yenny Wahid juga menyerahkan tiket umrah kepada delapan ibu dari Muslimat NU. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Yenny Wahid dan disaksikan Nyai Hizbiyyah Rochim. Pemberian tersebut dipandang sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi perempuan dalam membangun kehidupan sosial, keagamaan, dan pendidikan di komunitas masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, Koperasi Cinta Damai Wahid Foundation bersama Muslimat NU Jakarta menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait program Tabungan Minyak Jelantah. Program ini bertujuan mengelola limbah minyak goreng rumah tangga agar dapat dimanfaatkan kembali dan bernilai ekonomis. Inisiatif ini diharapkan memberi manfaat ganda, yakni mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Majelis Sholawat At Tanwir Al Hasyimi. Majelis ini diproyeksikan menjadi wadah yang memperkuat tradisi shalawat sebagai sarana mempererat kebersamaan masyarakat. Pembacaan shalawat dilakukan oleh qori’ penyandang disabilitas yang melantunkan Sholawat Hasyimiyah secara khidmat. Lantunan sholawat yang dibawakan menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Inklusivitas ini dipandang sejalan dengan nilai-nilai Gus Dur yang menempatkan kesetaraan sebagai prinsip utama dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Selama 21 tahun terakhir, Wahid Foundation konsisten menjalankan berbagai program di bidang dialog lintas agama, penguatan kapasitas perempuan, pemberdayaan ekonomi, dan pendampingan masyarakat akar rumput. Peringatan kali ini memperkuat pesan bahwa perjuangan Gus Dur tidak berhenti pada catatan sejarah, melainkan terus diwujudkan dalam bentuk inisiatif baru yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Harlah ke-21 Wahid Foundation sekaligus Harlah Gus Dur menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali nilai kemanusiaan, solidaritas, dan spiritualitas yang diwariskan Gus Dur. Nilai-nilai itu kini diterjemahkan ke dalam aksi nyata, mulai dari dukungan sosial, penghargaan bagi perempuan, program ramah lingkungan, hingga penguatan tradisi keagamaan yang inklusif. (ZA)
Bagikan Artikel: