Kembali
Siti Kholisoh Paparkan Strategi Wahid Foundation Ciptakan Ketahanan Sosial Melalui Desa Damai
Ditulis : Admin
Jumat, 15 November 2024
Faktor sosial seperti ketidaksetaraan ekonomi, marginalisasi, dan ketidakadilan sosial menjadi salah satu pendorong utama terjadinya konflik di masyarakat. Ketimpangan ini, jika tidak diatasi, dapat menciptakan celah yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi ekstrem. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan ruang bagi kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak dalam mengatasi masalah sosial tersebut, termasuk melalui program-program yang menekankan pemberdayaan dan inklusi sosial.
Hal itu disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh saat menjadi pembicara dalam Habibie Democracy Forum 2024 yang bertajuk “Membangun Harapan dan Strategi Kolaboratif untuk Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan Mengarah pada Terorisme dan Meningkatkan Kohesi Sosial” yang diselenggarakan oleh The Habibie Center pada Rabu (13/11/2024).
Dalam paparannya, Siti Kholisoh menyampaikan peran program Desa Damai yang telah diimplementasikan oleh Wahid Foundation dalam mencegah ekstremisme berbasis kekerasan dan memperkuat ketahanan sosial.
“Desa Damai tidak hanya sekedar fokus pada program pencegahan kekerasan berbasis ekstremisme, namun juga sebuah inisiatif yang berfokus pada pembangunan mekanisme sosial yang berkarakter. Desa Damai mengedepankan prinsip partisipasi masyarakat, terutama kelompok perempuan dan anak muda, dalam membangun kesadaran sosial dan menciptakan sistem yang lebih inklusif,” tutur Siti Kholisoh.
Pendekatan Komprehensif: Pilar-pilar Desa Damai
Dalam pelaksanaannya, Siti Kholisoh menuturkan bahwa Desa Damai mengintegrasikan empat pilar utama: pemberdayaan ekonomi, penguatan partisipasi perempuan, pembangunan perdamaian, dan lingkungan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dan mengurangi ketimpangan yang ada, serta menciptakan ruang bagi kolaborasi yang lebih inklusif.
Selain itu, Siti Kholisoh menambahkan bahwa Wahid Foundation juga berfokus pada dua Rencana Aksi Nasional (RAN) yang saling terkait, yaitu RAN PE dan RAN P3AKS, yang dapat diimplementasikan secara bersamaan di tingkat desa untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
“Program Desa Damai juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan Indeks Desa Membangun (IDM), sehingga desa-desa yang sebelumnya tertinggal dapat berkembang menjadi desa maju, kemudian meningkat lagi menjadi desa mandiri,” jelasnya.
Salah satu bukti nyata dari keberhasilan program Desa Damai dapat dilihat dari hasil asesmen yang dilakukan Wahid Foundation pada 8 desa di Jawa Tengah. Dalam penelitian tersebut, penggunaan indikator Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak menunjukkan bahwa Desa Damai berkontribusi hampir 97% terhadap pencapaian indikator ini, yang menandakan bahwa program tersebut sangat efektif dalam memberdayakan perempuan dan anak-anak serta meningkatkan kualitas sosial di tingkat desa.
“Desa Damai adalah contoh nyata bahwa memperkuat ketahanan sosial di tingkat akar rumput dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan bebas dari ekstremisme. Ketahanan sosial yang kuat harus dimulai dari tingkat desa, di mana masyarakat dapat saling mendukung dan berkolaborasi untuk mengatasi tantangan bersama,” ungkap Siti Kholisoh. (ZA)
Bagikan Artikel: