Kembali
Pemuda Kampo Mahawo di Bima Bangun Identitas Kolektif: Dari Branding Komunitas hingga Perdamaian
Ditulis : Admin
Kamis, 6 Maret 2025

Bima – Dalam upaya memperkuat kapasitas pemuda desa agar lebih berperan dalam proses pengambilan keputusan dan menjadi inisiator perubahan berbasis perdamaian, Wahid Foundation bekerja sama dengan La Rimpu dan didukung oleh UN Women mengadakan Kelas Inisiator Perdamaian (KIP) Batch 2. Pelatihan ini berlangsung di Hotel Marina Inn pada 4-5 Maret 2025 dan berfokus pada penguatan branding komunitas sebagai strategi membangun identitas kolektif dan pengakuan terhadap peran anak muda di desa.
Community Development Manager Wahid Foundation, M. Zainal Fanani, menekankan bahwa pelatihan ini tidak sekadar tentang membangun citra komunitas, tetapi juga sebagai langkah strategis agar pemuda dapat terlibat aktif dalam pengambilan keputusan di desa mereka.
“Pelatihan ini dirancang untuk membekali anak muda dengan keterampilan dalam membangun identitas komunitas yang kuat, sekaligus mendorong mereka menjadi aktor utama dalam perubahan sosial berbasis perdamaian. Dengan pendekatan partisipatif, mereka tidak hanya belajar tentang branding, tetapi juga bagaimana menggunakannya untuk memperkuat suara mereka dalam proses pembangunan desa,” ujar Fanani.
Membangun Branding Komunitas sebagai Alat Transformasi Sosial
Eka Anggriani, salah satu peserta dari Desa Roka, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberinya wawasan baru tentang bagaimana komunikasi dan branding dapat memperkuat posisi pemuda di desa mereka.
“Saya merasa sangat terbantu dengan pengetahuan yang diberikan, terutama dalam memahami teknik komunikasi yang efektif dan bagaimana menyampaikan cerita komunitas kami secara menarik. Ini akan sangat berguna ketika kami ingin mempromosikan wisata Bendungan Roi-Roka dan warisan budaya desa kami,” kata Eka.
Selain itu, sesi pelatihan juga mencakup penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dokumentasi komunitas. Para peserta belajar bagaimana AI dapat digunakan untuk menciptakan dokumentasi yang lebih efisien dan profesional, sekaligus memperluas jangkauan promosi mereka melalui platform digital.
Pemuda Desa dan Peran Strategis dalam Perdamaian
Dalam sesi strategis, peserta dari berbagai desa seperti Kalampa, Penapali, Renda, Roka, dan Dadibou mempresentasikan potensi dan tantangan di desa mereka. Dari potensi wisata, pertanian, hingga produk budaya seperti tenun khas Bima, para pemuda mengidentifikasi peluang sekaligus kendala yang mereka hadapi dalam mengembangkan komunitas mereka.
Pada hari kedua, peserta mempelajari teknik dokumentasi digital serta strategi penyebaran narasi positif melalui media sosial. Sesi ini bertujuan untuk memastikan bahwa komunitas pemuda tidak hanya memiliki identitas yang kuat, tetapi juga mampu menyuarakan gagasan mereka secara luas.
Dari Branding ke Aksi Perdamaian
Salah satu rekomendasi utama dari pelatihan ini adalah penguatan keterlibatan pemuda dalam implementasi sistem deteksi dan kewaspadaan dini berbasis masyarakat. Hal ini menjadi bagian dari upaya membangun desa yang lebih inklusif dan tangguh dalam menghadapi potensi konflik.
Sebagai bagian dari inisiatif Desa Damai, atau yang dikenal dengan Kampo Mahawo di Bima, pemuda kini memiliki peran yang lebih jelas dalam mendorong perdamaian dan keberlanjutan komunitas mereka. Dengan branding komunitas yang lebih kuat dan strategi komunikasi yang efektif, mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang lebih diakui dan berdaya di tingkat desa.
Bagikan Artikel: