Kembali

La Rimpu Gelar ToT Fasilitator Desa untuk Perkuat Peran Perempuan dalam Pembangunan Lokal Berkelanjutan

Ditulis : Admin

Kamis, 28 Maret 2024

Bima - La Rimpu, Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan, menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) dalam rangka implementasi Program Desa Damai di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). ToT ini diikuti oleh 25 perempuan dari perwakilan kelompok masyarakat di 5 desa di Kabupaten Bima pada tanggal 8-9 Maret 2024 di Aula Kantor Bupati Bima.

 

Program Desa Damai, yang bertajuk WISE Initiative, di Kabupaten Bima diterjemahkan menjadi Program Kampo Mahawo. Kampo Mahawo adalah bahasa Bima yang berarti sebuah kampung yang teduh dan damai. Program ini merupakan kerjasama antara Wahid Foundation dengan La Rimpu dengan dukungan UN Women.

 

Pembina Yayasan La Rimpu, Prof. Dr. H. Abdul Wahid, membuka acara secara langsung, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur La Rimpu, Prof. Dr. Atun Wardatun. Di hari kedua, Sekretaris Bappeda Kabupaten Bima, Dadang Irawan, S.T., M.T., mewakili Bupati Bima untuk menghadiri acara.

 

Mir’atun Syarifah, Penanggung Jawab Program Kampo Mahawo, menjelaskan bahwa ToT ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas anggota kelompok perempuan dalam mengelola peluang-peluang mata pencaharian secara berkelanjutan.

 

“Selain itu, ToT ini juga bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat desa. Sehingga nantinya akan terbangun kolaborasi antar kelompok perempuan untuk saling mendukung dan bertukar pengalaman dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi,” tutur Mir’atun.

 

ToT Fasilitator Desa kali ini menghadirkan tiga materi yang sangat relevan dan berharga bagi peserta. Materi pertama, "Kepemimpinan Perempuan dan Perubahan Sosial", disampaikan oleh Prof. Dr. H. Abdul Wahid. Materi ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya peran perempuan dalam merintis perubahan sosial di tengah masyarakat.

 

Materi kedua, "Kesadaran Kritis terhadap Tantangan Perempuan", disampaikan oleh Juhriati, M.H.. Sesi ini mengajak peserta untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi perempuan dan bagaimana menghadapinya secara kritis. Materi ketiga, "Teknik Memfasilitasi", disampaikan oleh Lily Marfuatun, M.H., dan memberikan pemahaman dan keterampilan praktis dalam memfasilitasi kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

 

“Pelatihan ToT Fasilitator Desa ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran perempuan dalam pembangunan lokal yang berkelanjutan,” kata Mir’atun.

Bagikan Artikel: