Kembali

Desa/Kelurahan Damai di Depok dan Bogor Susun SOP Sistem Deteksi Dini Berbasis Masyarakat

Ditulis : Admin

Rabu, 22 Januari 2025

Bogor Di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks, keberdayaan masyarakat dalam mencegah potensi konflik menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di tingkat lokal. Sistem deteksi dini yang melibatkan multi stakeholder di tingkat desa/kelurahan dengan menjadikan perempuan sebagai aktor utama menjadi solusi nyata untuk merespon isu-isu sosial secara cepat dan tepat. Melalui inisiatif ini, Wahid Foundation terus memperkuat peran masyarakat dalam membangun ketahanan sosial dan menciptakan lingkungan yang damai dan inklusif.

 

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Wahid Foundation dengan dukungan UN Women kembali menggelar kegiatan Forum Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini Berbasis Masyarakat yang diadakan di RM Lembur Kuring, Parung, Bogor, Selasa (21/1/2025). Forum ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya di setiap kelurahan/desa yang bertujuan untuk memperkuat mekanisme deteksi dan kewaspadaan dini yang telah diterapkan di beberapa desa dan kelurahan di wilayah Bogor dan Depok.

 

Community Development Officer Wahid Foundation, M. Zainal Fanani menyampaikan bahwa penguatan sistem kewaspadaan dini berbasis masyarakat merupakan salah satu pilar penting dari Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAD PE), baik di Kota Depok maupun Kabupaten Bogor.

 

"Program Desa Damai menjadi salah satu pilot project program RAD PE, baik di Kota Depok maupun Kabupaten Bogor, terutama pilar pencegahan, dalam konteks penguatan sistem deteksi dan kewaspadaan dini berbasis masyarakat. Melalui forum ini, kami berharap dapat menyusun sebuah dokumen sistem deteksi dini yang efektif, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di tingkat desa atau kelurahan" ujar Fanani.

 

Menurutnya, dokumen ini nantinya akan menjadi panduan untuk mengoptimalkan alur pelaporan dan koordinasi di lapangan, sehingga ancaman konflik atau ekstremisme dapat terdeteksi lebih awal.

 

Kemudian, Mega Priyanti dari Yayasan Empatiku, selaku fasilitator forum, juga memberikan pandangannya terkait pentingnya peran perempuan dan pemuda dalam sistem kewaspadaan dini. “Kelompok perempuan adalah ujung tombak dalam banyak aspek kehidupan sosial di komunitas, dikarenakan perempuan memiliki kepekaan tinggi terhadap tanda-tanda awal konflik atau ekstremisme. Oleh karena itu, penguatan peran perempuan dalam sistem deteksi dini menjadi sangat penting,” ujar Mega.

 

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan anak muda dalam proses ini. “Anak muda adalah generasi penerus yang memiliki peran besar dalam membangun wilayahnya di masa depan. Di sisi lain, mereka juga sering menjadi target kelompok radikal untuk direkrut. Dengan melibatkan anak muda dalam sistem kewaspadaan dini, kita tidak hanya mencegah mereka menjadi korban, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai agen perubahan yang mampu menjaga perdamaian di lingkungan mereka,” tambah Mega.

 

Mega menekankan bahwa forum ini juga bertujuan untuk memperkuat kembali sistem kewaspadaan dini yang telah berjalan. “Sistem deteksi dini yang sudah dilakukan di desa-desa ini harus terus diperkuat dan dievaluasi agar lebih responsif dan efektif dalam mendeteksi potensi konflik atau ekstremisme sejak dini. Dengan demikian, masyarakat dapat segera bertindak sebelum situasi berkembang menjadi lebih buruk,” tegasnya.

 

Tentang Acara

 

Acara yang berlangsung selama satu hari ini melibatkan perwakilan pemangku kepentingan di tingkat desa, seperti kelompok perempuan, perwakilan anak muda, aparatur desa, Satlinmas, Bhabinkamtibmas, serta Tokoh Agama dan Masyarakat. Acara Forum Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini Berbasis Masyarakat dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan Wahid Foundation yang memberikan sambutan terkait tujuan forum dan pentingnya penguatan sistem kewaspadaan dini berbasis masyarakat di wilayah Bogor dan Depok. Setelah itu, M. Zainal Fanani, Community Development Officer Wahid Foundation, memaparkan konsep penguatan sistem kewaspadaan dini berbasis masyarakat serta menyoroti pentingnya peran masyarakat dan pemerintah lokal dalam kolaborasi untuk mencegah ekstremisme.

 

Dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dipandu oleh Mega sebagai fasilitator, sesi ini memfokuskan pada peran perempuan dan pemuda dalam sistem deteksi dini. Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk membahas pandangan dan pengalaman mereka terkait isu tersebut, sekaligus menyoroti pentingnya melibatkan pemuda yang rentan direkrut oleh kelompok radikal. Selanjutnya, peserta dari setiap desa dan kelurahan berbagi pengalaman tentang pelaksanaan sistem kewaspadaan dini di wilayah masing-masing. Mereka membahas tantangan yang dihadapi serta mengidentifikasi area yang dapat diperkuat dalam sistem yang sudah berjalan.

 

Pada sesi berikutnya, para peserta difokuskan pada penyusunan draft dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk sistem deteksi dini berbasis masyarakat. Peserta memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka dalam mekanisme pelaporan, koordinasi, serta langkah-langkah deteksi dini yang efektif. Acara kemudian ditutup dengan penyampaian hasil diskusi dan rekomendasi dari para peserta. Perwakilan Wahid Foundation menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan menegaskan komitmen organisasi dalam mendukung implementasi RAD PE serta penguatan sistem kewaspadaan dini di Bogor dan Depok. (ZA)

Bagikan Artikel: