JAKARTA - Salah satu pendiri Wahid Foundation, Yenny Wahid mengatakan bahwa penyebaran narasi damai melalui dunia maya memang perlu, akan tetapi bukan menjadi satu-satunya penyelesaian masalah dalam ranah menangkal radikalisme dan intoleran saat ini.
"Semangat menyampaikan narasi damai tidak bisa dilakukan hanya di sosmed saja, karena gerakan di dunia offline atau di ranah sosial secara langsung juga punya dampak sangat besar," kata Yenny Wahid di Hotel Century, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/12/2017).
"Counter narasi di sosmed itu tidak cukup lho, ini kerja-kerja panjang. Counter fisik real itu juga penting, tapi kalau kita hanya pakai counter narasi ya bisa lewat begitu saja," imbuhnya.
Salah satu yang sangat terlihat adalah penyebaran narasi intoleransi dan radikalisme di kalangan masyarakat termasuk di dunia kampus. Ia menyerukan agar kelompok-kelompok toleran dan moderat juga harus masuk ke ranah itu untuk meng-counter narasi damai secara langsung itu.
"Kita protes ketika kelompok-kelompok intoleran telah masif di kampus-kampus dan perguruan tinggi, tapi kita melakukan apa?. Di kampung kita sendiri melakukan apa untuk bisa memberikan pengaruh kepada masyarakat, perebutan pengaruh itu real, dan di masjid-masjid kan sampai masuk ke ranah fisik," terang Yenny.
"Kenapa kita tidak merawat hal-hal yang diambil oleh kelompok mereka, yang salah siapa, ya tentu kita punya andil di sana," imbuhnya.
Namun demikian, ia memberikan catatan bahwa semangat penyebaran narasi damai tersebut bukan pekerjaan cepat. Ia meminta agar semangat tersebut tetap dijaga.
"Persoalan kelompok-kelompok yang keras ini sudah lama sekali, tapi kita ini kan baru tersadar, tapi kerja-kerja kelompok radikal dan intoleran ini kan sudah puluhan tahunan, makanya kita butuh waktu dan jangan pesimis," tegas Yenny.
Teks: Ibnu
Foto: Arief
Bagikan Artikel: