Kembali
Yenny Wahid Ingatkan Politisi Untuk Tidak Gunakan Isu SARA di Pemilu 2024
Ditulis : Admin
Kamis, 14 Juli 2022
Jakarta- Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation menjadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Kesiapsiagaan yang digelar BNPT di Badung, Bali pada Minggu, (26/06). Dalam dialog tersebut Ia menyampaikan bahwa penggunaan isu suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA) untuk kepentingan politik praktis sangatlah berbahaya.
Menurutnya, penggunaan isu SARA bisa menyebabkan dampak yang sangat buruk untuk kehidupan dan kesatuan bangsa.
“Isu SARA menjadi isu yang paling mudah dipakai untuk konsolidasi politik, tetapi isu itu sangat berbahaya bagi masyarakat. Dampaknya panjang,” kata Yenny.
Ia juga mengingatkan para politisi untuk tidak mengambil jalan pintas menggunakan isu tersebut dan meminta masyarakat sebagai pemilih agar cerdas serta tidak mudah terprovokasi apabila ada pihak-pihak yang menggunakan isu SARA dalam kampanye politiknya.
“Kita sebagai pemilih cerdas harus menuntut pertanggungjawaban tokoh politik agar tidak menggunakan isu SARA karena dampaknya masyarakat akan terbelah. Dampaknya panjang dan sangat merusak,” tutup Yenny.
Yenny juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai falsafah kehidupan yang menghargai adanya kebinekaan atau keragaman dalam kehidupan bermasyarakat.
“Indonesia beruntung karena punya Pancasila. Bagi kami umat Islam, Pancasila adalah ikatan suci yang menyatukan seluruh warga negara Indonesia apa pun latar belakang agama, kepercayaan, dan ras dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Yenny.
Menurutnya, Pancasila kemudian menjadi mekanisme untuk mengelola perbedaan sehingga masyarakat Indonesia yang beragam dapat hidup berdampingan dan bersikap toleran terhadap perbedaan.
“Di sini kita punya semacam pemahaman bahwa tidak usah main-main dengan isu SARA karena di negara lain (pemahaman) itu belum berkembang,” kata dia.
Ia menyampaikan hal tersebut lantaran merasa sangat prihatin dengan fenomena sebagian oknum politisi yang menggunakan isu SARA sebagai alat untuk kepentingan konsolidasi politik dalam beberapa pemilu sebelumnya.
Oleh karena itu, menurut Yenny penggunaan isu SARA untuk kepentingan politik bertentangan dengan Pancasila.
Bagikan Artikel: