Kembali

Wahid Fundation Luncurkan Buku Pintar Konten Toleransi

Ditulis : Admin

Rabu, 14 Februari 2018

JAKARTA – Setelah beberapa waktu sebelumnya meluncurkan hasil survei terbaru tentang Tren Toleransi Sosial-Keagamaan Di Kalangan Perempuan Muslim Indonesia pada Januari 2018 lalu, kini Wahid Foundation (WF) merilis buku pintar untuk mempromosikan toleransi.

Buku anyar WF tentang pembuatan konten toleransi atau konten positif di media sosial dan media online yang baru dilepaskan ke publik ini terdiri atas dua jenis; pertama, Buku Panduan Membuat Konten Toleransi, dan kedua, Buku Modul Pelatihan Membuat Konten Toleransi.

Penanggung jawab penyusunan buku tersebut, Anis Hamim mengatakan bahwa penyusunan buku ini adalah bagian dari komitmen WF terhadap penyemaian pesan-pesan toleransi di tanah air. “Buku-buku ini dibuat untuk perorangan dan lembaga yang ingin mempromosikan masyarakat yang toleran di tengah perbedaan. Dan secara khusus kedua buku ini dibuat untuk mereka yang ingin belajar cara membuat konten toleransi di media online,” jelas Anis, di Gandaria City, Jakarta Selatan, 9/2/2018.

Di dalam buku Panduan Membuat Konten Toleransi terdapat sejumlah cara dan tips yang bisa dipelajari, misalnya, pentingnya memperhatikan objek dari konten yang akan dibuat. Buku ini menjelaskan urgensi menentukan audiens sebelum seorang kreator memulai membuat konten. “Dalam membuat konten, menentukan audiens adalah hal yang penting. Karena berbeda audiens berbeda pula bentuk konten yang diberikan,” tambah Anis.

Disamping itu, buku setebal 41 halaman ini juga menyarankan pilihan tema-tema yang juga bisa diangkat untuk mengampanyekan toleransi. Misalnya tema-tema pertemanan dengan orang yang berbeda keyakinan dan latar belakang, atau tema tema humor untuk melawan narasi-narasi negatif akan selalu menarik untuk diangkat.  

Buku kedua, lanjut Anis, menjelaskan tentang mekanisame teknis menggelar pelatihan untuk membuat konten toleransi. Di dalam buku modul ini terdapat sejumlah desain, materi, proses, durasi waktu yang disarankan untuk pelatihan pembuatan konten toleransi. Materi yang dimasukkan juga bervariasi mulai dari pengenalan toleransi dan intoleransi, ideologi agama di media sosial, hingga hal teknis seperti memperagakan bagaimana membuat prototype konten toleransi yang baik di dunia maya. Modul ini diharapkan menjadi jawaban bagi berbagai kalangan yang hendak menyelenggarakan pelatihan pembuatan konten toleransi yang efektif.

Anis juga menjabarkan bahwa kedua buku ini diterbitkan untuk menangkal maraknya konten intoleran di media online dan sosial media. Konten-konten intoleran yang tersebar di era digital ini akan berbahaya jika dibenarkan dan dianut oleh warga media sosial. Melihat data yang baru saja dirilis oleh WF tentang besarnya pesan agama yang diakses dari YouTube, maka kedua buku ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pihak untuk mengambil bagian dalam mempromosikan toleransi dalam bingkai pesan-pesan keagamaan.

“Salah satu solusi mencegah orang menjadi intoleran atau radikal adalah dengan mengisi ruang-ruang media online dan internet dengan pesan-pesan positif yang konsisten,” tutup Anis.

Pernyataan Anis ini menggarisbawahi rekomendasi Wahid Foundation di dalam peluncuran survei akhir Januari lalu yang mengajak dunia usaha termasuk di dalamnya pengusaha media massa dan media sosial untuk terlibat dalam upaya penguatan toleransi dan inklusi sosial.

Buku Panduan Membuat Konten Toleransi dapat diunduh di sini dan Buku Modul Pelatihan Membuat Konten Toleransi dapat diunduh di sini.

Bagikan Artikel: