Kembali
Wahid Foundation Gelar Diskusi Pemangku Kepentingan, Rumuskan Program Kerja Sama Sekolah Damai
Ditulis : Admin
Selasa, 17 September 2019
Bandung-Wahid Foundation bersama dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAII) menggelar “Pertemuan Pemangku Kepentingan Program Sekolah Damai di Jawa Barat,” di Hotel Four Points Bandung, Selasa (17/09).
Menurut Alamsyah M. Dja’far Program Manager Wahid Foundation pertemuan pemangku kepentingan ini merupakan upaya Wahid Foundation membangun program kolaborasi dengan jaringan WF di daerah untuk mengembangkan Sekolah Damai syukur-syukur bila program ini dilirik sebagai referensi pengembangan program pendidikan berkarakter di Sekolah.
“Kita harapkan bisa merumuskan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang bisa dikerja samakan. Setahun ke depan kita mendorong program Sekolah Damai ini bisa menjadi salah satu referensi dinas pendidikan dan pemerintahan kota untuk mengembangkan praktik toleransi di sekolah. Untuk itu saya sangat senang ternyata di Jabar ada pendidikan yang “senafas” dengan program ini,” terang Alamsyah.
Program “senafas” yang dimaksud oleh Alamsyah seperti dipaparkan oleh Agus Hamdan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Agus mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang melangsungkan program Jabar Masagi, program pendidikan karakter bagi pelajar untuk membekali masyarakat Jawa Barat dengan nilai-nilai baik yang selaras.
“Program itu kita turunkan menjadi Smart Pesantren (Smartren) pesantren kilat untuk siswa-siswi SMA dan Ajengan Masuk Sekolah atau ustaz masuk sekolah. Untuk melestarikan suasana damai dan kondusif di lingkungan sekolah,” terang Agus.
Upaya yang dilakukan oleh Dispendik Jabar, Agus melanjutkan, nampaknya ada kesinambungan dengan program yang dikembangkan oleh WF. “Ke depan WF dan Dispendik dapat bersinergi mengembangkan program dan saling mendukung satu sama lain,” tukas Agus.
Kasi PAI Kanwil Kemenag Jabar, Dadang yang turut hadir dalam pertemuan ini mengatakan hal senada. Kemenag Jabar juga memiliki program yang fokus untuk merawat keberagaman yang didorong di setiap sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
“Nilai merawat keberagaman ini kita kembangkan untuk menciptakan budaya damai tidak hanya di lingkungan sekolahnya tetapi juga di luar sekolah. Semoga kita dapat bekerja sama ke depannya,” jelas Dadang.
Pertemuan pemangku kepentingan ini sendiri dihadiri oleh beberapa undangan. IPNU-IPPNU Jawa Barat dan Bandung, Peace Generation (Peacegen), Komunitas Musisi Mengaji (Komuji), Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB), Young Interfaith Peace Maker Community (YIPC), alumni Muslimah for Change (MFC), dan Asosiasi Guru PAI Indonesia (AGPAII). Di akhir pertemuan segenap tamu yang hadir mendiskusikan beberapa program yang akan dikerjakan bersama-sama dengan komunitas dan jaringan.
Perlu diketahui, sejak 2017 Wahid Foundation memulai program Sekolah Damai. Sejauh ini pengembangan Sekolah Damai telah melibatkan 60 sekolah, 20 pilot project Sekolah Damai, 60 guru PAI, 4750 pelajar, dan 180 pengurus Rohis di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dengan mengembangkan tiga pilar implementasi Sekolah Damai meliputi, kebijakan sekolah, praktik toleransi dan perdamaian kehidupan sekolah dan ruang kelas, pengelolaan organisasi kesiswaan. DRK
Bagikan Artikel: