Kembali

Tangkal Intoleransi dan Radikalisme, WF Kenalkan Jurnalisme Damai ke Ibu-Ibu

Ditulis : Admin

Kamis, 21 Desember 2017

Depok - Ujaran kebencian atau hatespeech dan penyebaran informasi hoax dewasa ini tampaknya sudah semakin merajalela dan bahkan sudah masuk pada fase yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi dampak dari dua hal itu adalah semakin merebaknya intoleransi, bahkan sampai pada penyebaran narasi radikalisme.

Poin penting ini yang menjadi concern Wahid Foundation. Hal ini selaras dengan tujuan didirikannya WF, yakni untuk memajukan visi kemanusiaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam memajukan pengembangan masyarakat toleran, multikultural, di Indonesia.

Salah satu langkah konkretnya adalah dengan mengajak perempuan terlibat aktif dalam gerakan penyebaran narasi damai, khususnya dalam bidang jurnalistik. Hari ini, sebanyak 18 orang ibu-ibu dampingan WF di Depok dan Bogor dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan Jurnalisme Damai.

Ketua Pelaksana Pelatihan Jurnalisme Damai, Khoirul Anam menyampaikan bahwa tujuan diadakannya pelatihan jurnalismme damai tersebut semata-mata untuk mengedukasi warga agar bisa mengantisipasi isu-isu yang berkaitan dengan ujaran kebencian yang selama ini telah beredar di masyarakat, termasuk di ranah media sosial.

"Salah satu konsen kami adalah mengantisipasi sebaran ujaran kebencian, karena jika dibiarkan, hal ini akan menjurus pada intoleransi dan bahkan radikalisme," kata Anam dalam sambutannya di Hotel Santika, Jl Margonda Raya Depok, Kamis (21/12/2017).

Selain itu, Anam juga menambahkan bahwa pelatihan jurnalisme damai akan dilakukan secara terus menerus dan berkala. Harapannya, masyarakat –khususnya ibu-ibu—dapat terlibat aktif dalam penyebaran narasi damai di media.

Gelaran ini dipandu oleh dua jurnalis senior Gamal Ferdi dan Istiqamatul Hayati . kegiatan ini berlangsung mulai pukul 10 hingga 15 WIB. Peserta pelatihan tampak sangat antusias mengikuti tiap sesi yang diberikan. Harapan nyata dari kegiatan ini adalah menyebarnya narasi damai di media, baik online maupun offline. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mendorong peran perempuan dalam melawan kekerasan. (ibnu/arief)

 

Bagikan Artikel: