Kembali

SMAN 1 Kota Magelang Berkolaborasi dengan Wahid Foundation Gelar Workshop Sekolah Damai

Ditulis : Admin

Sabtu, 18 November 2023

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Magelang menyelenggarakan Workshop Sekolah Damai dengan tema “Mencetak Generasi Penerus Kebhinekaan” di Aula SMAN 1 Kota Magelang, Senin (13/11/2023) siang. Peserta dalam kegiatan tersebut melibatkan semua elemen guru dan perwakilan organisasi kesiswaan, dengan narasumber Davida Ruston Khusen dari Wahid Foundation dan Ubbadul Adzkiya dari YPK ELSA.

Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Magelang, Ety Syarifah dalam sambutannya menyampaikan bahwa lembaganya komitmen dengan edaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sebagai sekolah yang ditunjuk untuk mengimplementasikan Sekolah Damai yang  diinisiasi oleh Wahid Foundation bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kesbangpol Jawa Tengah. Pasca edaran tersebut ia langsung merancang tim implementasi kegiatan Sekolah Damai dalam rencana kerja anggaran sekolah.

“Ini adalah bentuk komitmen nyata dalam mensupport sekolah damai, karena spirit dalam sekolah damai sudah sangat sesuai dengan budaya sekolah yang ada di SMAN 1 Kota Magelang,” tutur Ety.

Sementara itu, Davida Ruston Khusen mengapresiasi inisiatif kegiatan yang diselenggarakan oleh SMAN 1 Magelang tersebut. Menurutnya hal ini bisa menjadi praktik baik dari sekolah-sekolah lain di Jawa tengah.

Menurutnya, Sekolah Damai mempunyai visi mulia untuk menyiapkan generasi mendatang sebagai penjaga kebhinekaan, dimana secara regulasi sekolah damai sudah sangat kuat, mulai dari Permendikbud, RAN PE dan Pergub Jateng 35 tahun 2022.

“Kalau secara regulasi sudah kuat sekarang tinggal bagaimana menyiapkan instrumen implementasi yang mapan. Salah satu yang kita ingin lakukan dalam hal penguatan Pilar 1 (Kebijakan) Sekolah Damai adalah dengan mengintegrasikan Sekolah Damai dengan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), selain itu untuk menunjang penguatan kapasitas guru dan implementasi kurikulum merdeka kita sedang menyiapkan Learning Management System (LMS) untuk memberikan akses secara luas dan fleksibel,” tuturnya.

Senada dengan Davida, Ubbadul Adzkiya menegaskan bahwa dalam sekolah damai ada tiga pilar yang harus dipenuhi, yakni pilar kebijakan, pilar toleransi dan perdamaian, dan pilar pengelolaan organisasi kesiswaan.

“Ketiga pilar tersebut sebagai bagian utuh untuk menjadikan budaya damai menjadi sebuah budaya yang berkelanjutan, siapapun yang menjadi kepala sekolah dan guru ini sudah menjadi konsensus tidak akan bisa bergeser,” tutur Ubbadul.

Dalam workshop tersebut, peserta banyak berbagi tentang peran-peran perdamaian yang sudah mereka lakukan dan kelolakan di SMAN 1 Kota Magelang, dan dengan adanya workshop tersebut baik Kepala Sekolah dan seluruh elemen guru dan perwakilan organisasi siswa merasa yakin bahwa implementasi prinsip toleransi itu sangatlah penting sehingga seluruh warga sekolah perlu bergerak bersama untuk mengkampanyekan prinsip budaya damai dan menjadikan lingkungan sekolah menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman bagi kalangan manapun.  

Bagikan Artikel: