Kembali

Mewujudkan 9 Nilai Gus Dur melalui Karya Seni

Ditulis : Admin

Jumat, 11 Januari 2019

Satu hal lagi yang menarik dalam Haul Gus Dur Jumat (21/12/2018), Selain menampilkan grup shalawat Padhang Howo dari Pasuruan Jawa Timur dan Nassar Fahad Ahmad Sungkar, penyanyi jebolan Kontestan dangdut, ada nuansa yang berbeda dalam Haul Gus Dur kali ini.

Lima pelukis nasional sekelas internasional Nasirun, Jumaldi Alfi, Hanafi, Ahmad Shohib, dan Isa Perkasa tengah melukis berbarengan di atas kain kanvas tentang Sembilan Nilai Gus Dur pada Haul Gus Dur ke 9.

Pelukis asal Cinere Ahmad Shohib sudah mulai melukis sejak sore tadi. Mulai persiapan konsep, peralatan lukis obrol-obrolan ringan dengan para pencinta seni yang juga hadir dalam puncak acara. Ahmad yang juga mengaku tahun lalu juga hadir dalam Haul Gus Dur ke 8.

Menjelang malam, kelima pelukis berkolaborasi saling merespons pandangan mereka mengenai Gus Dur dalam bentuk seni rupa.

Nasirun, salah satu dari kelima pelukis yang terlibat mengatakan keikutsertaannya dalam Haul Gus Dur kali ini tidak lain sebagai wujud penghormatan kepada tokoh pluralism Indonesia tersebut. “Saya rasa Gus Dur adalah satu-satunya ulama yang pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta periode 1982-1985. Saya mengenalnya sebagai sosok yang dekat dan bersahabat dengan seniman,” jelas perupa yang merupakan pelukis favorit salah satu kolektor Indonesia, Oei Hong Djien ini.

Senada dengan apa yang diutarakan oleh Nasirun, Jumaldi Alfi juga mengakui kedekatan sosok Gus Dur dengan semua kalangan, tak hanya seniman saja. “Ngomongin Gus Dur, saya selalu teringat dengan sisi kemanusiaan beliau yang humoris dan keberpihakannya pada orang kecil, jelas seniman yang pernah masuk sebagai salah satu dari pelukis terlaris dunia versi Artprice 2008-2009.
Menanggapi tema haul kali ini: Yang Lebih Penting Dari Politik adalah Kemanusiaan, Jumaldi Alfi sempat mengumpamakan situasi politik Indonesia saat ini ibarat bisul yang sedang gatal-gatalnya, “Kita harus membiarkan bisul tersebut kering, jangan sampai pecah sebelum waktunya. Memang sedang gatal-gatalnya, tapi jangan digaruk. Masing-masing dari kita harus menahannya,” jelas Jumaldi.

Hingga rangkaian acara selesai pada malam, Nasirun, Jumaldi, Hanafi, Ahmad Shohib dan Isa Perkasa akan saling merespons nilai-nilai Gus Dur dalam bentuk seni rupa. Ada 9 nilai yang ditinggalkan Gus Dur yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keksatriaan dan kearifan lokal. “Tidak secara verbal, tapi kita menangkap energi dari Gus Dur untuk kita tuangkan dalam kanvas,” tambah Hanafi.

Nantinya hasil lukisan tersebut akan didedikasikan untuk komunitas Gus Dur dan keluarga, sebagai perlambang semangat kesetaraan, perdamaian yang ditinggalkan oleh beliau supaya tetap hidup di hati kita masing-masing. Red.

Bagikan Artikel: