Kembali
Belajar Toleransi, Pelajar dan Mahasiswa Kunjungi Wahid Foundation
Ditulis : Admin
Jumat, 9 Desember 2022
Jakarta – Pada Rabu, 7 Desember 2022, Wahid Foundation mendapatkan kunjungan dari mahasiswa Muhammadiyah se-Indonesia dan siswa-siswi SMK Theresia Jakarta. Kunjungan mereka ke Wahid Foundation adalah untuk belajar toleransi dan perdamaian dari Wahid Foundation.
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation yang turut menyambut kedatangan kunjungan mereka ke kantor Wahid Foundation, menyambut baik kedatangan mahasiswa dan siswa tersebut. Ia menjelaskan, bahwa Wahid Foundation didirikan oleh KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur bersama putrinya Yenny Wahid, lalu Greg Barton, dan Ahmad Suaedy.
“Wahid Foundation didirikan pada tahun 2004 oleh KH. Abdurrahman Wahid bersama putrinya yang kedua, Yenny Wahid. Lalu ada Greg Barton, dan Ahmad Suaedy,” tuturnya saat memberikan sambutan.
Adapun lanjut Mujtaba, “tujuan didirikannya Wahid Foundation adalah untuk mewujudkan cita-cita intelektual Gus Dur untuk membangun kehidupan bangsa Indonesia yang sejahtera dan umat manusia yang berkeadilan sosial dengan menjunjung tinggi pluralisme, multikulturalisme, demokrasi, dan HAM yang diinspirasi nilai-nilai Islam,” ungkapnya.
Diketahui pula bahwa Wahid Foundation berusaha memperjuangkan terciptanya dunia yang damai dan adil dengan mengembangkan pandangan Islam yang toleran dan moderat dan bekerja untuk terbangunnya kesejahteraan bagi semua manusia.
Sementara itu, Libasut Taqwa, konsultan Wahid Foundation, mengatakan bahwa Wahid Foundation dalam mewujudkan cita-citanya menjalankan berbagai program untuk menyebarkan nilai perdamaian dan toleransi kepada berbagai segmentasi masyarakat di berbagai bidang seperti Sekolah Damai di bidang pendidikan. Di situ, kata Libas, Wahid Foundation memperkuat praktik budaya toleransi dan perdamaian melalui tiga pilar yang sudah dirumuskan, yaitu pilar kebijakan sekolah, pilar praktik toleransi dan perdamaian, serta pengelolaan organisasi kesiswaan.
Selain itu, Libas juga menjelaskan bahwa Wahid Foundation melakukan sejumlah advokasi dan pendampingan kepada kelompok rentan dan minoritas seperti kelompok perempuan dan umat beragama minoritas di Indonesia. Kasus-kasus seperti sulitnya mendapatkan kartu identitas, penolakan pendirian rumah ibadah, dan berbagai problem yang terjadi kepada kelompok minoritas lainnya menjadi perhatian Wahid Foundation.
Selain diberikan penjelasan tentang program-program yang dijalankan oleh Wahid Foundation, para mahasiswa dan siswa tersebut juga diajak mengenal sejarah kantor Wahid Foundation di mana Gus Dur kecil sempat tinggal di sana Ketika mendiang bapaknya, KH. Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama RI pertama.
Tayo, siswa SMK Theresia memberikan testimoninya setelah mengunjungi Wahid Foundation. Ia pun memberikan kesan positif Ketika mengetahui apa yang dikerjakan oleh Wahid Foundation selama ini. Menurutnya, perlu ada pihak yang berjuang menyebarkan nilai perdamaian dan toleransi di tengah situasi di mana kerap terjadi kasus-kasus diskriminasi dan intoleransi di negeri yang damai ini.
Bagikan Artikel: