Kembali

Perempuan dan Orang Muda Desa Damai Pemalongan Ambil Peran dalam Ketahanan Iklim Desa

Ditulis : Admin

Senin, 17 November 2025

Tanah Laut - Wahid Foundation memulai kembali rangka pendampingan di Desa Pemalongan, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan fokus pada penguatan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Langkah ini merupakan kelanjutan dari komitmen desa damai yang telah dibangun sebelumnya, sekaligus merespons kebutuhan warga untuk memiliki kapasitas yang lebih terstruktur dalam menghadapi risiko iklim yang makin sering terjadi.

 

Sebagai tahap awal, Wahid Foundation menggelar pelatihan di Banjarmasin pada 15–16 November 2025. Kegiatan ini mempertemukan pemerintah desa, kelompok perempuan dan orang muda, tokoh agama, tokoh adat, serta perwakilan masyarakat. Forum ini digunakan untuk menyamakan pemahaman tentang tantangan iklim yang dihadapi Pemalongan serta menyusun peran masing-masing kelompok dalam upaya adaptasi dan mitigasi berbasis komunitas.

 

Inisiatif ini dilaksanakan melalui kerja sama antara Wahid Foundation dan LK3 Banjarmasin, dengan dukungan Mission-21. Kolaborasi ini memungkinkan integrasi pendekatan berbasis komunitas dengan perspektif keberagaman dan praktik pembangunan inklusif, sehingga program tidak berhenti pada peningkatan pengetahuan, tetapi bisa mendorong perubahan perilaku serta penguatan struktur sosial desa.

 

Community Development Manager Wahid Foundation, M. Zainal Fanani menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan para aktor kunci desa yang nantinya akan menjadi penggerak utama program.

 

"Berbagai unsur masyarakat hadir, mulai dari pemerintah desa, kelompok perempuan dan pemuda, tokoh agama dan adat, hingga perwakilan komunitas lainnya. Keterlibatan lintas kelompok ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif bahwa isu perubahan iklim tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja," tuturnya.

 

Menurut Fanani, program Desa Damai Wahid Foundation selama ini menempatkan lingkungan berkelanjutan sebagai salah satu pilar utama. Pendekatan tersebut diperluas melalui program tangguh perubahan iklim yang menyoroti persoalan lingkungan sekaligus mengaitkannya dengan ketahanan sosial, ekonomi, dan kohesi antarwarga. Di Desa Pemalongan, fokus program diarahkan pada penguatan kapasitas perempuan dan pemuda sebagai kelompok yang kerap berada di garis depan saat krisis terjadi, meski ruang mereka dalam proses pengambilan keputusan belum selalu setara.

 

“Ketika warga menyadari bahwa ketahanan sosial dan ketahanan lingkungan saling terkait, mereka mulai melihat bahwa membangun desa damai berarti juga membangun desa yang siap menghadapi perubahan iklim,” jelas Fanani.

 

Melalui rangkaian pelatihan dan pendampingan ke depan, Wahid Foundation berharap Desa Pemalongan dapat memperkuat struktur sosialnya, meningkatkan kesiapsiagaan bencana, serta menciptakan ruang kolaborasi yang lebih luas antarwarga. Program ini diproyeksikan bukan hanya menekan dampak perubahan iklim, tetapi juga memperkokoh harmoni sosial yang sejak awal menjadi roh dari Desa Damai. (ZA)

Bagikan Artikel: