Kembali

Dorong Pembangunan Ekonomi Desa, Perwakilan Perempuan Poso Ikuti ToT Fasilitator Desa Damai

Ditulis : Admin

Rabu, 3 April 2024

Poso - Mendorong peran perempuan sebagai agen perubahan merupakan fase capaian penting dalam prinsip ketahanan komunitas dan perdamaian. Melalui pendekatan pelatihan, pelibatan masyarakat, dan pemantauan kemajuan, diharapkan peran serta perempuan dapat memberikan dampak signifikan dalam kontribusinya terhadap perdamaian. 



Hal inilah yang ingin dicapai dari pelatihan Training of Trainers (ToT) Local Facilitator pada 23-25 Maret 2024. Perwakilan kelompok perempuan di lima desa di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah  dilatih untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai penggerak di komunitas dan memfasilitasi kegiatan di desa mereka. ToT ini merupakan bagian dari rangkaian implementasi program Desa Damai bertajuk WISE Initiative, kerjasama antara Wahid Foundation dan Libu Perempuan dengan dukungan UN Woman.



“Mereka akan menjadi fasilitator untuk mengawal diskusi di kampung atau desanya. Oleh karena itu, nantinya masing-masing desa akan dapat melakukan pelatihan untuk kelompok perempuan yang difasilitasi oleh fasilitator atau trainers tersebut,” tutur LiBu Perempuan Sulteng, Dewi Rana Amir.



Pada kesempatan tersebut, para peserta menyampaikan tentang pengalaman yang mereka alami di desanya masing-masing. Dari berbagi pengalaman tersebut, para peserta dapat menggali potensi perempuan dalam melihat disparitas penguasaan atas sumber ekonomi di desanya.



“Pengalaman perempuan menjadi pemimpin dan akses perempuan di dalam pengambilan keputusan di desa sudah mulai diperhitungkan, perempuan memiliki ruang strategis untuk didengarkan bahkan disepakati usulannya, begitu pula dengan semakin banyak jumlah perempuan dalam pengambilan keputusan berdampak pada makin baiknya “suara” perempuan di komunitas,” tuturnya.



Kegiatan ini akan memberikan bekal pengetahuan bagi perempuan dalam mengelolah potensi ekonomi di desa baik secara individu maupun berkelompok, sehingga perempuan mampu menjadi pelaku atau aktor ekonomi baik di keluarganya maupun di komunitasnya.



“Kami percaya bahwa perempuan-perempuan Poso adalah perempuan yang ditempa dan belajar dari situasi hidupnya. Kami juga percaya bahwa pengetahuan adalah tumpukan pengalaman hidup, pembelajaran yang saling bertumbuh dan pada saat tertentu akan membuat mereka makin tangguh,” pungkasnya. (ZA)

Bagikan Artikel: