Kembali

Bersama Anak Muda, Wahid Foundation Gelar Virtual Youth Conference: Bahas Isu Sosial Terkini dan Penguatan Perdamaian

Ditulis : Admin

Senin, 18 Desember 2023

Jakarta - Dalam menghadapi tantangan sosial, politik, dan budaya yang semakin kompleks, Wahid Foundation terus berupaya menjadi pilar utama dalam menginspirasi anak muda untuk turut aktif dalam mengkampanyekan perdamaian serta berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih toleran dan berkeadilan.

 

Untuk mendukung langkah tersebut, pada Jumat (15/12) Wahid Foundation menggelar Virtual Youth Conference yang bertajuk “Energizing Peaceful Youth-led Movements”.  Konferensi anak muda ini menjadi wadah untuk berbagi gagasan dan aktivitas sosial yang diinisiasi anak-anak muda dari berbagai latar belakang yang berbeda di seluruh Indonesia.

 

Anak muda yang terlibat dalam konferensi ini memiliki cerita keberhasilan tersendiri dalam membangun perubahan positif di lingkungan mereka. Mereka telah menjadi agen perubahan dalam mendorong toleransi, pemberdayaan masyarakat, isu lingkungan dan pendidikan. Konferensi ini menjadi ajang showcase bagi mereka untuk berbagi pengalaman, strategi, dan ide-ide inovatif yang dapat diadopsi oleh komunitas lain.

 

Research and Advocacy Officer Wahid Foundation, Libasut Taqwa saat memberikan sambutan pembuka menyampaikan bahwa forum hari ini bertujuan untuk mendorong jejaring yang lebih kuat antar anak muda dalam berbagai isu.

 

“Kami sengaja mengundang narasumber yang mempunyai pengalaman dalam pengembangan program anak muda yang khusus membincangkan seputar isu terkini lebih khusus mengenai perdamaian dan kepercayaan,” tutur Libas.

 

Menurut Libas, konferensi virtual ini ditujukan untuk penyebarluasan gagasan dan aktivitas sosial yang diinisiasi anak muda agar menjadi cerita dan contoh baik gerakan sosial serta upaya pengarusutamaan perdamaian di masyarakat.

 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi dalam sambutannya menyampaikan bahwa gerakan anak muda mempunyai peran penting untuk menjembatani isu-isu yang menjadi kendala dasar di masyarakat.

 

Mujtaba mengenang bagaimana Gus Dur muda dulu begitu progresif, menjadi aktivis demokrasi, memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas, serta upaya-upaya lain yang menjadi dasar dari konstitusi hari ini.

 

“Ini harus menjadi legasi yang perlu kita teruskan khususnya bagi kalangan muda, agar nanti anak muda menjadi penggerak bagi kehidupan yang lebih inklusif,” tutur Mujtaba.

 

Lebih lanjut, Mujtaba menyampaikan tentang gagasan Indonesia Emas 2045, dimana diprediksi Indonesia akan mengalami bonus demografi dimana 60 persen penduduknya adalah generasi milenial dan generasi Z. Hal ini menurut Mujtaba sangat penting untuk diperhatikan mulai saat ini mengingat nantinya gagasan publik akan digerakkan oleh anak-anak muda.

 

Acara yang berlangsung secara Daring ini diikuti oleh 70 peserta yang merupakan para penggerak di komunitasnya masing-masing. Selama lebih dari 4 jam peserta mendiskusikan sejumlah isu seperti lingkungan, pendidikan, keberagaman dan media sosial.

 

Dalam diskusi tersebut hadir sejumlah narasumber seperti, Magelo Rainer Feinis menyampaikan soal perbedaan dan persamaan gerakan anak muda yang ada di Indonesia dan Filipina. Menurutnya, gerakan yang dilakukan anak muda pada saat ini cenderung mengarah kepada aksi-aksi di media sosial, sehingga perlu untuk membekali pengetahuan yang cukup agar anak muda tidak mudah terjerumus dalam isu-isu yang tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya yang tersebar di media.

 

Kemudian, Indra Dwi Prasetyo yang mengulas tentang bagaimana membuat gerakan anak muda yang berdampak dan bagaimana langkah anak muda dalam menyelesaikan problem sosial pada saat ini.

 

Pemateri terakhir adalah Rizkiana yang mengulas mengenai program-program Wahid Foundation yang fokus dalam pengembangan anak muda. Rizkiana memaparkan sejumlah capaian yang dilakukan oleh Wahid Foundation dalam upaya menyemai perdamaian melalui gerakan anak muda. (ZA)

Bagikan Artikel: