Kembali

WF Bekali Siswi 10 Sekolah Damai Prinsip Dasar Berpikir Kritis

Ditulis : Admin

Jumat, 8 Maret 2019

Berita palsu, cyberbullying, hate speech masih menjadi momok di media sosial, khalayak nampaknya seringkali tidak mampu mengenal berita yang mengandung disinformasi dan unsur manipulatif. Lantaran arus informasi media sosial sangat cepat dan meluas, sehingga sulit mengenali informasi mana yang sifatnya objektif, faktual dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Guna mengantisipasi efek negatif tersebut, Wahid Foundation (WF) melalui program Muslimah for Change (MFC) berupaya untuk membekali pelajar putri muda di 10 Sekolah Damai Jawa Timur dan Jawa Tengah, Roadshow MFC yang mengusung tema “Critical Thinking Girls” diselenggarakan pada 19 – 28 Februari 2019 dengan melibatkan 784 pelajar putri. Mayoritas diantaranya anggota Keputrian ROHIS Sekolah Damai, sebagian diantaranya anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Dalam pelatihan tersebut peserta diajarkan mengetahui manfaat berfikir kritis untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan dengan lebih baik dan tidak mudah terprovokasi atas informasi beredar. “Dengan adanya pelatihan berfikir kritis ini para siswi bisa lebih kreatif mengembangkan cara berpikirnya. Dengan metode berpikir yang tepat mereka dapat menggunakannya untuk menggali sebanyak – banyaknya informasi kemudian menganalisanya,” Jelas Aprida Sondang, Capacity Building Officer Wahid Foundation yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. 

Hal ini sangat penting, lanjut Aprida, karena saat ini akses untuk mencari informasi begitu luas dan sangat terjangkau, seharusnya kemudahan-kemudahan tersebut juga dapat diimbangi dengan cara berfikir kita yang kritis dan objektif supaya kita dapat tidak terjebak dalam kesalahan berfikir.

Selain memberikan short training tentang metode berpikir kritis, roadshow ini juga bertujuan untuk membuka wawasan siswi agar lebih terbuka terhadap perbedaan, adaptif terhadap lingkungan sekitar, dan mampu berkontribusi memerankan figurnya dalam ruang publik yang lebih luas.

“Remaja putri menjadi salah satu kelompok rentan terpapar narasi radikalisme. Mereka diajak menjauh dari peran publik. Diturunkan derajatnya bahwa mereka berada di level di bawah laki-laki. Untuk itu upaya memberikan pemahaman bagi pelajar putri menjadi sangat penting untuk digalakkan secara berkala,”terang Siti Kholisoh inisiator Muslimah for Change.

Roadshow MFC sendiri merupakan bagian dari peningkatan kapasitas bagi pelajar putri di Sekolah Damai. Salah satu indikator pengembangan dalam sekolah damai yakni bagaimana organisasi siswa/siswi di Sekolah Damai juga memiliki visi dan misi yang inklusif dan menghargai perbedaan. 10 Sekolah Damai yang didampingi oleh Wahid Foundation di antaranya: SMAN 15 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, SMAN 8 Surabaya, SMKN 1 Kamal Bangkalan, SMAN 1 Sugihwaras Bojonegoro, SMAN 7 Semarang, SMAN 10 Semarang, SMAN 11 Semarang, SMAN 13 Semarang, SMAN 1 Cepiring Kendal Jawa Tengah. Selain pelajar putri, kedepan kegiatan – kegiatan di sekolah damai juga akan melibatkan berbagai stakeholder di sekolah.

Bagikan Artikel: