Kembali

Siswa dan Guru SMAN dari 4 Provinsi Mengapresiasi Sekolah Damai Wahid Foundation

Ditulis : Admin

Rabu, 5 Februari 2020

Depok- Lengkap sudah rangkaian acara Muslim Leadership Exploration and Development (MLEAD) 2020 sebagai rangkaian dari program Sekolah Damai yang berlangsung sejak tanggal 29 Januari hingga 2 Februari 2020 di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat.

Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini mendapat antusias yang tinggi dan kesan yang baik bagi siswa dan guru Sekolah Negeri Menengah Atas (SMAN) dari 4 provinsi berbeda.

Tatik Kustini, Guru SMAN 2 Surabaya mengatakan, "Program Sekolah Damai ini sangat bagus sekali dan patut diterapkan tidak hanya di sekolah-sekolah, melainkan juga pada lembaga pemerintah lainnya, mengingat dampak dari Sekolah Damai ini berhasil mengurangi perselisihan dan menciptakan kedamaian di lingkungan sekolah dimana saya mengajar." Ungkapnya.

Sebelumnya, sejak 2017 Wahid Foundation telah berkomitmen mengadakan  program Sekolah Damai untuk melestarikan budaya damai di sekolah. Ini adalah tahun ketiga program Sekolah Damai diselenggarakan oleh Wahid Foundation. Keempat provinsi yang menjadi peserta dari kegiatan tersebut yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tutik Kusnini menambahkan, "Capaian dari kegiatan Sekolah Damai yang dapat dirasakan secara langsung adalah warga sekolah kini bahu membahu melaksanakan peringatan hari-hari besar keagamaan tanpa pandang agama".

Meskipun pihaknya mengakui masih banyak kendala yang dihadapi saat melaksanakan rencana tindak lanjut dari kegiatan ini, terutama soal financial, namun pihak sekolah bersama komite sekolah berkomitmen untuk mengampanyekan nilai-nilai perdamaian dan toleransi tersebut kepada warga sekolahnya.

Tatik menambahkan, stakeholder pemerintah hendaknya turut mendukung kegiatan yang diinisiasi oleh Wahid Foundation ini mengingat program ini bukan hanya demi kepentingan sekolah melainkan keutuhan Bangsa secara keseluruhan, apalagi di tengah maraknya aksi kekerasan dan gerakan saparatisme yang melibatkan anak muda.

Senada dengan Tutik, Amalia Dwi Fitria, siswi SMAN 7 Semarang mengaku senang bisa mengikuti kegiatan yang menghadirkan 40 guru yang terdiri dari guru mata pelajaran agama Islam dan kepala sekolah, dan juga 40 siswa-siswi aktivis Rohis (Rohani Islam).

Amalia mengatakan, "Program ini sangat merubah cara berpikir karena kami jadi lebih mengerti perbedaan secara spesifik. Selain itu kami juga dibina menumbuhkan sikap disiplin, mandiri, bertanggung jawab serta tentunya menghargai perbedaan di tengah masyarakat".

Kegiatan yang paling menyita perhatian dalam program MLEAD 2020 adalah sesi Ask me Anything, dimana para peserta yang teridiri dari 40 siswa-siswi diperbolehkan bertanya kepada 7 pemeluk agama dan keyakinan sesuai dengan batas wajar. Bahkan Amalia mengatakan, "Aksi Ask me Anything adalah sesi yang paling berkesan untuk kami karena di dalam sesi ini kami diizinkan bertanya langsung kepada pemeluk agama dan keyakinan lain di luar Islam yang pada akhirnya membuat kami lebih menghargai perbedaan akan keyakinan seseorang,” Pungkasnya.

Bagikan Artikel: