Kembali

Perkuat Pemahaman dan Nilai Pancasila kepada Pelajar, AGPAII Kota Semarang Selenggarakan Webinar Pancasila di Mata Pelajar

Ditulis : Admin

Minggu, 15 November 2020

Semarang - Sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai Pancasila pada pelajar tingkat menengah dan tingkat atas, AGPAII Kota Semarang menyelenggarakan webinar dengan tema "Pancasila di Mata Pelajar: yang Muda yang Bicara" pada Sabtu, (14/11).

 

Seminar yang berlangsung selama 2 jam tersebut  dibuka oleh Budi Santoso, Kepala Cabang Pendidikan Wilayah 1 Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Budi mengapresiasi terselenggaranya webinar tersebut.

 

Lebih jauh, Budi berharap seminar tersebut bisa membuka pemahaman kepada generasi muda tentang nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan karakter generasi muda hari ini. "Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini bagi generasi muda untuk membicarakan Pancasila yang cocok bagi generasi muda dan sesuai dengan masa sekarang ini," jelasnya.

 

Sementara itu, Achmad Fadhol, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AGPAII Kota Semarang juga mengapresiasi terselenggaranya webinar tersebut. Diketahui, seluruh kepanitiaan webinar tersebut diserahkan kepada siswa anggota Rohis (Rohaniawan Islam) dari beberapa sekolah di Kota Semarang.

 

Fadhol menyatakan kegembiraan atas kerja keras panitia yang terdiri dari siswa-siswi anggota Rohis se-Kota Semarang. Menurutnya, tema yang dipilih panitia dalam webinar tersebut juga sangat tepat bagi generasi muda. Ia menyatakan bahwa tema "Pancasila di Mata Pelajar: yang Muda yang Bicara" mencerminkan karakter pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang beriman dan bertakwa serta berakhlakul karimah, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong atau berkolaborasi, bernalar kritis, dan mandiri serta kreatif.

 

"Kalau sudah  tertanam nilai-nilai tersebut pada generasi muda, maka saya yakin pada tahun 2045 generasi adalah generasi emas. Para pemuda para siswa yang saat ini masih duduk di bangku sekolah akan mewarnai menjadi pemimpin masa depan yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia yang Pancasilais," jelasnya.

 

Webinar yang terselenggara bekerjasama dengan Wahid Foundation ini menghadirkan dua pembicara, antaranya Nisa Felecia, Ketua PSPK (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) dan Arnaz Agung Andrarasmara, Ketua Kadin, Ketua Baznaz, dan Ketua KONI Kota Semarang.

 

Felicia, yang juga pernah terlibat dalam pembahasan konsep Pelajar Pancasila bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menerangkan secara gamblang seperti apa profil Pelajar Pancasila kepada para pelajar peserta webinar.

 

Menurutnya, pelajar Indonesia adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila,  yang kemudian dibagi ke dalam enam dimensi sebagaimana telah disebutkan Achmad Fadhol dalam sambutannya, yaitu: pelajar yang beriman dan bertakwa serta berakhlakul karimah, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong atau berkolaborasi, bernalar kritis, dan mandiri serta kreatif.

 

Pada sesi selanjutnya, Arnaz menceritakan pengalamannya menjadi pengusaha. Jalan ia menjadi seorang pengusaha tidaklah belangsung singkat. Butuh keberanian untuk memutuskan menjadi seorang pengusaha.

 

"Untuk menjadi seorang pengusaha, pada waktu itu adalah pilihan yang berani. Sebab, menjadi pengusaha bukanlah pilihan yang mudah pada saat itu," Ungkapnya.

 

Akan tetapi, Arnaz tidaklah tanpa alasan memutuskan menjadi seorang pengusaha. Pilihannya adalah hasil dari penggalian potensi yang dimilikinya. Artinya, baginya seorang pemuda haruslah tahu potensi yang dia miliki, tentu dengan menggali potensi dirinya sendiri, salah satunya dengan mengikuti organisasi.

 

"Sejak SD saya sudah suka berorganisasi, SMP juga saya aktif, kemudian saat SMA juga. Dan saat kuliah, saya juga sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa. Jadi potensi inilah yang menjadi modal bagi saya meniti karir sebagai pengusaha, “ jelasnya.

 

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ketika sudah mencapai tujuan tertentu, jangan sampai generasi muda lupa untuk beriman kepada Tuhannya. Sebab, baginya dalam konteksnya sebagai pengusaha, pandemi menjadi jalan pengingat untuk kembali memperkuat iman. Dan keimanan baginya, adalah satu karakter pelajar Pancasila.

 

“Pandemi menjadi pengingat bagi saya dan pengusahan lainnya bahwa tidak ada yang lebih berkuasa daripada Allah Swt,” pungkasnya mengakhirinya sesi materi.

 

Kemudian, selepas narasumber memaparkan materinya, beberapa perwakilan peserta dari beberapa sekolah melakukan orasi tentang Pancasila. Di antaranya adalah Galih dari SMAN 15 Semarang, Hayyu Aufa dari SMAN 2 Semarang dan Erga Nugraha dari SMA Al-Azhar 15 Semarang.

 

Webinar tersebut  dihadiri sekitar 1000 peserta yang terdiri dari Pengurus Rohis SMA dan SMK Kota Semarang, Pengurus DPD AGPAII Kota Semarang, Guru PAI SMA dan SMK Kota Semarang, dan siswa SMP, SMA, dan SMK Kota Semarang.(Red)

Bagikan Artikel: