Kembali

Pemangku Kepentingan Jawa Tengah Dukung Penuh Program Sekolah Damai Wahid Foundation

Ditulis : Admin

Selasa, 10 September 2019

Semarang-Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Provinsi Jawa Tengah Syamsudin Isnaini mengemukakan, jika pihaknya sangat mengapresiasi program Sekolah Damai yang dikembangkan Wahid Foundation bersama lima sekolah (SMAN 7, 10, 11, 13 Semarang dan SMAN I Cepiring) di Jawa Tengah. Menurutnya program ini sangat membantu pemerintah daerah yang saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan penangkalan paham radikalisme di instansi pendidikan.

“Pemerintah provinsi selama ini memberikan perhatian penuh terhadap proses pendidikan secara menyeluruh. Agar terhindar dari paham-paham nyleneh.  Salah satu bentuk pengawasannya, kita lakukan kontrol sistem rekrutmen guru. Terutama guru agama. Agar kita tidak kecolongan melibatkan tenaga pengajar yang salah,” terangnya dalam acara “Pertemuan Pemangku Kepentingan Program Sekolah Damai Jawa Tengah,” di Hotel Aston Semarang, Selasa (09/10).

Dalam isu menangkal radikalisme, lanjut Syamsudin, ini harus dilakukan secara sinergi, Provinsi Jawa Tengah telah beberapa tahapan penangkalan. Program Wahid Foundation ini bisa kita masukan dalam kerangka pendidikan karakter di sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng akan mendukung penuh kegiatan program Sekolah Damai dan membuat kolaborasi dengan WF ke depannya.

Senada dengan Syamsudin, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng Nur Kholik berharap jika program Sekolah Damai ini mampu diperluas lagi di sekolah-sekolah lain di Jawa Tengah. Menurutnya, program ini sejalan dengan misi kerja Kemenag dalam menjaga kerukunan beragama dan peningkatan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan.

“Saya kira penting juga untuk menularkan nilai-nilai perdamaian yang diajarkan oleh Gus Dur menjadi praktik keberagamaan lingkungan sekolah,” terang Kholik.

Dalam sesi sharing program Sekolah Damai, Siti Aufaa Guru PAI SMAN 1 Cepiring menceritakan bagaimana sekolahnya mengimplementasikan tiga pilar perdamaian di lingkungan sekolah. Misal, tersedianya sesi khusus tentang perdamaian serta toleransi ke dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk peserta didik baru, memfasilitasi pembelajaran agama siswa non-muslim, serta bentuk kebijakan lain yang mendorong terjalinnya hubungan harmonis, menjaga kerukunan, dan persatuan di lingkungan sekolah.

“Kami merasa bersyukur menjadi salah satu sekolah yang terlibat dalam program Sekolah Damai ini. Bahkan, sekarang di sana banyak guru PAI dan kepala sekolah yang menanyakan bagaimana cara bergabung dengan program Sekolah Damai," jelas Aufaa.

Sekira tiga puluh peserta berkumpul di Hotel Aston Semarang. Mereka berasal dari berbagai instansi yang fokus pada program pendidikan di Jawa Tengah. Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kanwil Kemenag Jawa Tengah, perwakilan AGPAII Jawa Tengah, IPNU dan IPPNU Jawa Tengah, pengurus pesantren, organisasi masyarakat sipil jaringan Wahid serta kepala sekolah dan guru PAI Sekolah Damai Wahid Foundation seperti SMAN 7, 10, 11, 13 Semarang dan SMAN I Cepiring.  

Bagikan Artikel: