Kembali

Kagumi Toleransi Gus Dur, SMK Santa Thresia Kunjungi Wahid Foundation

Ditulis : Admin

Rabu, 12 Juni 2019

Jakarta- Sejumlah peserta didik SMK Santa Theresia Jakarta Pusat berkunjung ke Wahid Foundation, Selasa (11/06/2019). Didampingi oleh dua gurunya, Alfonsius Jibadud Sunardi dan Agustinus Sutanto, kehadiran mereka bermaksud untuk belajar mengenai nilai-nilai Gus Dur dalam membangun perdamaian dan toleransi di Indonesia.

Alamsyah M.Dja’far Manajer Program Wahid Foundation dan sejumlah staf Wahid menyambut hangat. Bertempat di Aula Wahid Foundation, sebanyak 80 siswa mendapat pengarahan dan penjelasan perihal toleransi dan perdamaian.

Alfonsius Jibadud Sunardi mengawali jalannya forum tersebut. Alfonso yang juga sebagai guru agama di SMK Santa Theresia mengatakan bahwa dirinya sangat berterima kasih jika pihaknya sudah diterima dengan baik dalam kunjungan tersebut. Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap toleran dan membangun karakter peserta didik.

“Kami memiliki komitmen bahwa Anak-anak kami selain dididik dari segi intelektual dan akademis itu perlu juga mempunyai karakter yang baik. Maka untuk menumbuhkan dan membangun karakter itu kita menyiapkan beberapa kegiatan yang salah satunya dengan berkunjung ke Wahid Foundation ini.” Terangnya bersemangat.

Alfonsius juga tidak menampik bahwa dirinya adalah salah satu pengagum pemikiran Gus Dur. Pemikiran dan sikap Gus Dur dalam memperjuangkan kesetaraan dan demokrasi di Indonesia merupakan warisan yang luar biasa untuk terus dijaga. "Terimakasih Wahid Foundation, saya percaya WF merupakan lembaga yang terbuka untuk siapapun yang mau belajar toleransi. Dan sosok Gus Dur adalah sosok yang harus diteladani anak - anak muda saat ini," jelas Pak Alfon mengakhiri sambutannya.

Di kesempatan selanjutnya, Alamsyah Peneliti Senior yang juga Manajer Program Wahid Foundation dalam salam pembukanya menjelaskan mengenai seluk beluk pendirian Wahid Foundation serta program-program yang sedang dijalankan Wahid dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi di kalangan pemuda.

“Wahid berdiri untuk meneruskan cita-cita Gus Dur, menampilkan wajah Islam yang damai. Salah satu upaya kita untuk mewujudkan cita-cita perdamaian Gus Dur tersebut adalah dengan membentuk jaringan Sekolah Damai. Saat ini jaringan tersebut, tersebar di empat provinsi dengan dua puluh sekolah yang kita jadikan mitra,” Tandas Alam.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam. Selain mendapatkan penjelasan mengenai toleransi dan nilai-nilai Gus Dur, siswa-siswi SMK Santa Theresia diajak bermain board game Negeri Kompak —papan permainan yang dibuat Wahid Foundation pada tahun 2014, sebagai upaya mengampanyekan perdamaian dan kebinekaan kepada para pelajar — sharing mengenai pengalaman toleransi yang pernah mereka alami dan tanya jawab keagamaan; Islam. DRK

Bagikan Artikel: