Kembali

Dukung Kiprah Perempuan di Dunia IT, Wahid Foundation Meluncurkan Program Pesantren Programmer Qoryatussalam Batch ke-2

Ditulis : Admin

Kamis, 25 Agustus 2022

Yogyakarta – “Dunia Programmer hari ini rata-rata didominasi oleh laki-laki. Kurang sekali perempuan yang berkiprah dalam dunia IT. Karenanya Pondok Pesantren Qoryatussalam ini fokusnya adalah untuk memfasilitasi santriwati untuk belajar programming sehingga ke depan jumlah perempuan yang aktif dalam dunia programming ini lebih banyak lagi,” Kata Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation ketika membuka launching batch ke-2 Pondok Pesantren Programmer Qoryatussalam.

Selain menyambut kemajuan teknologi, dibangunnya Ponpes Programmer Qoryatussalam oleh Wahid Foundation adalah untuk mendukung akses perempuan khususnya para santriwati untuk belajar teknologi. Berjalan sejak Februari 2022, Program tersebut sudah melahirkan satu angkatan santriwati programmer yang terdiri dari puluhan santriwati yang berasal dari berbagai pesantren di sekitar Yogyakarta.

Berkaca dari hal tersebut, Wahid Foundation kembali meluncurkan batch ke-2 Ponpes Programmer Qoryatussalam pada Kamis, (25/08). Hal ini menurut Yenny, bertujuan untuk membentuk insan perempuan yang turut berperan menjadi subjek mendesain perubahan dunia digital sehingga tidak sebatas menjadi objek perubahan itu sendiri.

“Dulu pertemuan harus dilakukan secara fisik, namun sekarang pertemuan, perjumpaan, dan interaksi dilakukan secara online. Ada media sosial, perjumpaan dan pertemuan online, meeting dilakuka secra online. tentu perubahan dunia digital ini membawa perubahan yang besar sekali di masyarakat kita. Dengan landscape yang begitu berbeda ini, tentunya kita khususnya umat Islam di Indonesia tidak bisa hanya menjadi objek dan konsumen saja, tetapi diharapkan kita bisa menjadi subjek menjadi orang yang berkontribusi dalam dunia digital tersebut. Didorong hal itu, maka kita membuat pondok pesantren Qoryatussalam ini.” Ungkapnya.

Secara umum, Pesantren programmer Qoryatussalam tetap mengacu pada kurikulum pesantren secara umum. Namun, santriwati mendapat tambahan materi pemrograman berupa Python, Algoritma, Django, Database, AWS juga beberapa kelas tembahan tentang sociopreneurship. Ke depan, Pesantren ini diharapkan akan menjadi model sarana pemberdayaan perempuan melalui pemberian kesempatan belajar dalam bidang teknologi dan juga menjadi contoh pengelolaan pesantren dilakukan secara modern, melalui digitalisasi.

Bagikan Artikel: