Kembali

Atas Nama Kemanusiaan, Hentikan Kekerasan terhadap Minoritas Rohingya

Ditulis : Admin

Rabu, 6 September 2017

Siaran Pers Wahid Foundation

Kekerasan terhadap suku minoritas Rohingya kembali menguak setelah terjadinya serangan militer terhadap komunitas suku minoritas Rohingya pada Jumat (26/8) pekan lalu yang dikabarkan menewaskan sekitar 400 orang. Walaupun laporan lain mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan respons dari serangan ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army), sebuah kelompok Islam garis keras terhadap sejumlah pos kemanan setempat dan menewaskan belasan aparat.Namun akibat kerusuhan yang terjadi di Rakhine, Myanmar Barat tersebut puluhan ribu anggota suku muslim Rohingya kembali menjadi korban.

 

Wahid Foundation pernah dua kali menerima delegasi Myanmar yang terdiri dari para pembuat kebijakan maupun tokoh berpengaruh di Myanmar. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, kami secara explicit selalu mendesak agar pemerintah Myanmar segera mengakhiri masalah diskriminasi maupun prosekusi yang menimpa kelompok Rohingnya.

 


Menanggapi insiden kemanusiaan terbaru yang terjadi baru-baru ini, Wahid Foundation sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian menyerukan :

 

1. Wahid Foundation mengutuk keras aksi kekerasan atas kemanusiaan yang menimpa kelompok minoritas Rohingya.

2. Wahid Foundation meminta Pemerintah Mynmar untuk segera menghentikan serangan militer terhadap komunitas Rohingya dan segera mengakuinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan Myanmar, serta memberikan hak kewarganegaraan bagaimana kelompok lain tanpa membedakan latar belakang kesukuan dan keagamaan.

3. Wahid Foundation mengapresiasi langkah pemerintah, terutama respons cepat Presiden Joko Widodo dalam mengawal penyelesaian konflik Rohingya. Penerimaan menlu Retno sebagai menlu pertama yang ditemui oleh pemerintah Myanmar menunjukkan posisi strategis yang dimainkan Indonesia dalam ikut menyelesaikan kasus Rohingnya.

4. Wahid Foundation mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak terjebak dalam melihat konflik Rohingya sebagai konflik antara agama Islam dan Budha, apalagi sampai berujung pada sikap memusuhi komunitas atau penganut agama tertentu sebagai respon atas kejadian di Rohingya.

5. Wahid Foundation meminta semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat sipil untuk bahu membahu menyatukan langkah guna mencari penyelesaian subtantif masalah Rohingnya.

 

Jakarta, 3 September 2017

Wahid Foundation

Bagikan Artikel: