Pendiri
K.H Abdurrahman Wahid
K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), adalah seorang tokoh pemikir Islam terkemuka dan pemimpin yang berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian, keadilan dan menghormati perbedaan. Di Indonesia, ia dikenal sebagai sosok intelektual terkemuka serta salah satu tokoh utama yang mempromosikan pemikiran Islam progresif. Ia dikenal di seluruh dunia karena komitmennya terhadap perdamaian dan berkampanye melawan kekerasan sektarian dan intoleransi. Fokus pemikirannya adalah bekerja untuk mengurangi ketegangan komunal dan konflik di seluruh dunia, termasuk antara Islam dan Barat. Dia memimpin organisasi Islam terbesar di dunia, - Nahdlatul Ulama (NU) dengan 40 juta anggotanya - selama 15 tahun (1983-1998). Gus Dur memperkenalkan tradisi dialog antar-agama dan antar-budaya, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, yang tidak pernah berhenti mempromosikan nilai-nilai demokrasi. Kepemimpinannya sebagai presiden keempat Republik Indonesia (1999-2001) berjalan selama masa krisis yang penuh gejolak dan intrik. Meski demikian, ia berhasil meletakkan dasar-dasar negara untuk penegakan hukum, reformasi militer, dan pembangunan ekonomi kerakyatan, serta membina kerjasama antar agama untuk mendukung demokrasi dan penegakan hukum
Greg Barton
Greg Barton adalah Profesor Politik Global Islam di Alfred Deakin Institute for Citizenship and Globalization Deakin University, Melbourne, Australia. Sejak akhir 1980-an ia telah meneliti pengaruh liberalisme Islam di Indonesia dan kontribusinya terhadap perkembangan masyarakat sipil dan demokrasi. Salah satu tokoh sentral dalam penelitiannya adalah Gus Dur. Kedekatannya dengan Gus Dur membuat Profesor Greg Barton memahami Gus Dur lebih baik daripada peneliti lainnya.
Yenny Wahid
Yenny Wahid, putri kedua dari K.H. Abdurrahman Wahid, adalah mantan wartawan surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age. Yenny merupakan lulusan Universitas Harvard Kennedy School of Government, dengan gelar master dalam Administrasi Publik. Pada tahun 20016, ia diangkat sebagai anggota staf khusus Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk bidang komunikasi politik, sebelum meninggalkan posisi itu setahun kemudian untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya dengan masyarakat akar rumput. Pada tahun 2009 ia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leaders oleh World Economic Forum, bersama dengan orang-orang seperti Tiger Woods dan Mark Zuckenberg. Saat ini, Yenny menjadi pemimpin Global Council on Faith.
Ahmad Suaedy
Ahmad Suaedy dikenal sebagai aktivis Islam progresif. Sejak tahun 1990 ia telah memfasilitasi kemajuan gerakan pemuda Islam, yang memiliki peran penting dalam proses demokratisasi setelah pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998. Terlepas dari reformasi demokrasi, ia telah terlibat dalam advokasi bagi kaum minoritas agama dan tradisi di Indonesia. Selama lima tahun terakhir, Suaedy aktif meneliti minoritas Muslim di Asia Tenggara; termasuk masyarakat di Thailand selatan, Filipina, Singapura, Kamboja, Vietnam, Indonesia Timur, dan Malaysia (Penang); serta memberikan kontribusi ke jaringan muslim progresif yang sedang berkembang di Asia Tenggara.