Kembali
Social Project VII: Inisiatif Pemuda untuk Meningkatkan Public Speaking di Desa Pemalongan
Ditulis : Admin
Minggu, 16 Juni 2024
Seringkali sebagian dari kita merasa terbebani ketika harus berbicara di depan umum. Canggung, gugup, dan minder acap kali hinggap menjadi gangguan psikologis dadakan (demam panggung dalam istilah umumnya). Oleh karenanya, menurut sebagian orang berbicara di depan umum disebut juga seni, yang terbentuk jika terus dipelajari dan diasah.
Efek negatif dari terbatasnya kemampuan komunikasi di depan umum salah satunya adalah terbatasnya partisipasi seseorang dalam berbagai kesempatan, baik dalam lingkungan pendidikan, sosial, maupun profesional serta menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif.
Keterbatasan inilah yang juga dirasakan oleh pemuda dan pemudi Desa Damai Pemalongan, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Mereka kurang percaya diri ketika diminta untuk menyampaikan aspirasi mereka di depan umum, hal ini tentu saja akan menjadi kendala besar bagi kelompok pemuda untuk turut aktif berperan serta dalam kampanye perdamaian dan toleransi di komunitasnya.
Oleh karena itu, setelah mereka mengikuti Gus Dur School for Peace (GDSP) Batch V mereka menginisiasi proyek sosial “Pelatihan Publik Speaking untuk Muda Mudi Desa Pemalongan”.
Husni Norin, Staf Program LK3 Banjarmasin sekaligus pendamping Desa Damai Pemalongan menjelaskan inisiatif ini disambut baik oleh oleh berbagai elemen masyarakat desa, termasuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD), aparat desa, tokoh masyarakat, dan remaja desa. Mereka semua berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal.
Selama pelatihan, peserta diberikan berbagai materi mengenai teknik-teknik dasar public speaking, seperti bagaimana menyusun pidato, mengatur intonasi suara, serta mengelola rasa gugup. Selain itu, mereka juga diajarkan cara berinteraksi dengan audiens dan pentingnya bahasa tubuh dalam komunikasi.
"Pelatihan ini sangat komprehensif dan dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada peserta. Kami tidak hanya memberikan teori, tetapi juga banyak praktik langsung," tambah Husni.
Hasil dari pelatihan ini sangat menggembirakan. Remaja dan anggota masyarakat yang sebelumnya merasa canggung kini mulai menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum. Mereka kini lebih berani mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi-diskusi desa.
"Setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa lebih percaya diri dan mampu menyampaikan ide-ide saya di depan orang banyak," kata Husni menirukan peserta.
Husni Norin berharap bahwa pelatihan ini dapat menjadi awal dari perubahan di Desa Pemalongan. Dengan meningkatnya kemampuan public speaking, diharapkan para remaja dan masyarakat desa akan lebih aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dan pengambilan keputusan di desa.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa. Meningkatkan kemampuan komunikasi adalah kunci untuk membangun komunitas yang lebih kuat," pungkas Husni.
Bagikan Artikel: