Kembali
Anak Muda Desa Damai Poso Manfaatkan AI dalam Perencanaan dan Dokumentasi Potensi Desa
Ditulis : Admin
Rabu, 19 Maret 2025

Poso - Anak muda Desa Damai Poso memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan perencanaan kegiatan dan pendokumentasian potensi desanya masing-masing. Hal tersebut dilakukan saat mengikuti kegiatan Kelas Inisiator Perdamaian (KIP) Batch 2 yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation bekerjasama dengan Libu Perempuan dengan dukungan UN Women. Kegiatan yang berlangsung pada 10-11 Maret 2025 di Ancyra Hotel Poso.
Pelatihan ini menitikberatkan pada penguatan branding komunitas sebagai strategi membangun identitas kolektif dan memperkuat peran pemuda dalam pengambilan keputusan desa. Teknologi AI digunakan sebagai alat strategis untuk mendukung pembangunan yang lebih inovatif dan berkelanjutan, sekaligus membantu memperkenalkan potensi desa secara lebih luas dan terencana.
Community Development Manager Wahid Foundation, M. Zainal Fanani menyampaikan pada KIP batch pertama, peserta telah dibekali dengan Sembilan Nilai dan Prinsip Keutamaan Gus Dur, serta mengetahui pentingnya peran perempuan dalam pembangunan desa, sekarang kita akan lebih mendalami bagaimana merencanakan sebuah program.
“Kita akan belajar bagaimana membuat program yang tidak hanya memperkuat organisasi atau komunitas, khususnya bagi anak muda, tetapi juga bagaimana kita bisa mengelola potensi desa kita untuk mencapai tujuan yang lebih besar,” tutur Fanani.
Seringkali, kata Fanani setelah kita menjalankan banyak program dan kegiatan, kita lupa untuk mempromosikan atau mengkampanyekan hal-hal yang sudah kita lakukan. Oleh karena itu, hari ini kita akan membedah berbagai hal yang telah kita capai, dan bagaimana hal tersebut bisa menjadi profil atau portofolio untuk membangun citra desa kita.
Memaksimalkan AI dalam Merancang Program dan Dokumentasi Potensi Desa
Gita Marsela, salah satu peserta muda dari Desa Masani, membagikan pengalamannya dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) sebagai alat yang mendukung perencanaan program desa serta pendokumentasian potensi lokal. Menurut Gita, AI memberikan kemudahan yang signifikan dalam menghasilkan solusi kreatif bagi desanya.
"Dengan adanya teknologi AI, segala sesuatu menjadi lebih mudah dan terstruktur. Kami bisa membuat rencana yang lebih rinci dan presisi, misalnya dalam memilih prioritas program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hingga cara terbaik mempromosikan potensi desa secara visual," jelas Gita.
Lebih lanjut, ia menggambarkan bagaimana AI mampu membantu dalam setiap tahap proses perencanaan, mulai dari analisis data hingga pembuatan rekomendasi berbasis fakta. "Kami belajar menggunakan AI untuk menyusun visualisasi data yang memperlihatkan kekuatan dan kelemahan desa kami. Misalnya, AI membantu kami menampilkan peta wilayah yang menunjukkan lahan pertanian potensial atau sektor ekonomi yang perlu dikembangkan," tambah Gita.
Ketut Yustina Tokare, pemuda dari Desa Tambarana, juga memberikan perspektifnya tentang pentingnya perencanaan yang matang dalam melaksanakan program. Menurutnya, perencanaan yang baik menjadi kunci keberhasilan setiap kegiatan yang dijalankan oleh desa.
"Salah satu pengalaman yang benar-benar baru bagi saya adalah menggunakan AI dalam mempermudah tugas-tugas kami. Misalnya, AI membantu kami mengumpulkan data dengan cepat dan akurat, sehingga perencanaan program kami menjadi lebih efektif," ungkap Ketut.
Ia juga menekankan bahwa pendokumentasian yang dihasilkan dengan bantuan AI tidak hanya berkualitas, tetapi juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari branding komunitas hingga promosi potensi desa.
"Kami mencari referensi hasil dokumentasi menggunakan tools berbasis AI, sehingga hasilnya terlihat profesional. Hal ini sangat membantu kami dalam menyampaikan narasi desa kepada audiens yang lebih luas," lanjutnya.
Tentang Kegiatan
Pada program KIP Batch 2 untuk anak muda Desa Damai di Kabupaten Poso, peserta diajak memahami pentingnya komunikasi untuk membuka ruang kolaborasi antara pemuda dan masyarakat desa, serta cara membangun kepercayaan melalui keterlibatan aktif, konsistensi, dan kepedulian. Pada hari kedua, peserta mempelajari teknik dokumentasi dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Mereka belajar memanfaatkan teknologi AI untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan di desa, mulai dari pengambilan gambar hingga pembuatan video yang lebih menarik.
Selain belajar teori di kelas, para peserta dari masing-masing desa mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan langsung apa yang telah mereka pelajari. Pada hari ketiga dan keempat, mereka melakukan pendokumentasian potensi desa mereka, sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang sebelumnya di kelas.
Menariknya, dengan memaksimalkan fungsi ponsel, para peserta berkeliling desa mereka untuk mendokumentasikan berbagai potensi lokal, seperti keindahan alam, budaya, hingga produk unggulan. Peserta juga diajarkan untuk mendeskripsikan secara detail pesan di balik setiap foto yang mereka ambil. Dengan begitu, foto-foto tersebut tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi visual, namun juga menjadi alat komunikasi yang mampu menceritakan narasi tentang kekayaan dan keunikan desa mereka kepada audiens yang lebih luas.
Di akhir kegiatan, salah satu rekomendasi yang disepakati adalah penguatan atas keterlibatan dan partisipasi aktif kelompok anak muda dalam proses implementasi sistem deteksi dan kewaspadaan dini berbasis masyarakat, sebagai salah satu mekanisme yang sedang dikembangkan oleh Desa Damai dampingan Wahid Foundation. (ZA)
Bagikan Artikel: