Kembali
Pemerintah Apresiasi Konsep Ekonomi Kampung Damai Wahid Foundation
Ditulis : Admin
Kamis, 18 Januari 2018
Jakarta - Kepala Bidang pada Asisten Deputi Penanganan Kekerasan Terhadap Anak pada KPPPA, Nyimas Alia mengaku sangat terkesan dengan pola ekonomi yang diterapkan dalam konsep Kampung Damai yang dikelola oleh Wahid Foundation.
"Kegiatan ekonomi yang dikemas dengan pesan-pesan perdamaian itu bagus sekali, apalagi persoalan konflik juga masih menjadi tantangan kita," kata Nyimas saat berbicara di Koordinasi Nasional Tingkat Pemerintah Desa/Kelurahan dalam Rangka Inisiasi Desa/Kelurahan Damai di Hotel Sari Pan Pacific, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2018).
Nyimas menilai pola penyebaran narasi damai dengan media pengelolaan perekonomian rakyat adalah suatu konsep yang inovatif. Ia sangat yakin pola seperti itu akan efektif, khususnya dalam meredam dan mengelolaa konflik yang ada di masyarakat.
Apalagi lembaganya di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga memiliki konsentrasi pada penanganan konflik social, khususnya pada perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak.
"Kenapa KPPPA terlibat isu konflik sosial. Ketika bicara konflik maka kebijakan kita adalah P3AKS (Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial) bagaimana melindungi dan memberdayakan perempuan dlm konflik," ujarnya.
Nyimas juga memberi apresiasi atas konsep Kampung Damai yang digagas oleh Wahid Foundation. Menurutnya, konsep ini memeri kontribusi besar pada pemberdayaan perempuan dalam penyebaran narasi damai. Ia mengatakan peran perempuan memang sangat efektif untuk menyebarkan narasi damai di kalangan masyarakat.
"Kami ingin perempuan lebih banyak berperan, karena perempuan punya peran penting dalam menjaga dan mengelola perdamaian," tuturnya.
Pun demikian ia memberikan peringatan bahwa perempuan juga bisa menjadi terbalik yakni paling aktif terlibat dalam kelompok radikal dan intoleran manakala para perempuan tersebut tidak dibekali dengan pengetahuan dan pendampingan yang baik.
"Tapi perempuan itu juga bisa menjadi pencetus konflik ketika tidak diberikan pengetahuan dan pemahamanan yang cukup," tambahnya.
Terakhir disampaikan Nyimas, pihaknya juga menaruh perhatian besar kepada kalangan anak-anak. Hal ini ia juga sadari jika anak-anak memiliki kerentanan besar dijaring dan dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal dan intoleran untuk menjadi pioneer mereka.
"Dalam P3AKS nanti akan ada anak sebagai pelopor dan pelapor. Dalam radikalisme anak-anak juga menjadi target. Maka dari itu kita upayakan anak-anak tidak terkontaminasi dengan paham-paham radikal," tutupnya.
teks: Ibnu
Foto: Arief
Bagikan Artikel: