Kembali

Pertemuan Mahasiswa, Tokoh Agama dan Lintas Iman Papua

Ditulis : Admin

Rabu, 4 September 2019

Enam Butir Merespons Ketegangan di Papua

Merespons situasi Papua yang makin menegang setelah peristiwa rasisme di Surabaya pada Sabtu (17/8). Lebih dari dua puluh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan mahasiswa Papua bersama tokoh agama dan aktivitis lintas iman berkumpul di Rumah Pergerakan Gus Dur di Jalan Taman Amir Hamzah 8 Jakarta Pusat, Minggu (09/01).

Difasilitasi Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid, pertemuan berusaha membangun kesepahaman tentang isu-isu pokok masalah papua dan langkah-langkah cepat demi meredakan ketegangan. Sejumlah tokoh yang hadir antara lain Wakil Ketua Majelis Pertimbangan PGI asal Papua Karel Ph. Erari, Freddy Numberi yang juga mantan Menteri Perhubungan, perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Yorris Raweyai tokoh pemuda Papua, Victor Mambor dari Papua Leadership Forum, mahasiswa milenial Papua.

Berikut ini enam butir hasil pertemuan dalam usaha mengatasi masalah Papua:

1. Mendorong berbagai upaya meredakan tensi, melokalisir masalah agar tidak melebar kemana, dan konflik segera cepat diatasi. Langkah-langkah tersebut antara lain melalui dialog dan pernyataan tokoh agama dan adat Papua; membebaskan mahasiswa Papua yang saat ini ditangkap; dan menghentikan penyisiran aparat ke asrama-asrama mahasiswa Papua.

2. Penyelesaian Papua harus menggunakan pendekatan kemanusiaan, bukan pendekatan keamanan yang represif. Misalnya dengan mengirimkan lebih banyak dokter dan guru.

3. Merebaknya berbagai aksi massa damai dan sebagian berakhir dengan kekerasan merupakan tumpukan kekecewaan karena kehilangan kepercayaan kepada negara.

4. Sebagian besar massa yang terlibat dalam aksi demonstrasi berasal dari generasi Papua yang lahir era tahun 2000 yang tidak terlalu bersentuhan dengan Orde Baru, namun mengalami ketidakadilan. Kita harus merangkul dan mendengarkan aspirasi mereka.

5. Dialog harus terus dilakukan secara terus menerus untuk membangun nilai-nilai kebangsaan dan komitmen bahwa Papua bagian dari Indonesia. Dialog harus lebih banyak mendengarkan narasi dan pengalaman orang Papua.

6. Merumuskan peta jalan dan rencana aksi yang melibatkan tokoh adat, masyarakat, pemuda dan mahasiswa Papua.

Rumah Pergerakan Gus Dur, 1 September 2019

Bagikan Artikel: