Kembali

KH Ma'ruf Amin: Teror Bukan Jihad, Jihad Bukan Teror

Ditulis : Admin

Rabu, 7 Juni 2017

Terorisme muncul sebagai tindakan berpangkal dari pemahaman yang keliru dan distorsi tentang ajaran, utamanya tentang jihad dalam agama. Kelirunya lagi, jihad dibawa kemana mana seakan dunia dalam situasi perang yang membutuhkan jihad.

 

Beberapa poin itulah yang dikatakan oleh Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin dalam alam sambutan pembukaan acara Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama NU Online di Millenium Hotel, Jakarta, Rabu (22/03/2017)



Kiai Ma'ruf menegaskan kembali kepada hadirin yang rata-rata adalah pengelola media islam moderat bahwa Indonesia adalah negara damai. "Indonesia ada di wilayah perjanjinjian," kata Kiai Ma'ruf.



Karena itulah, lanjutnya, siapa saja yang menyakiti al mu'ahad (non muslim yang hidup damai di negeri ini), ia adalah orang mukmin yang melanggar perjanjian. Padahal, al mukmin ala syurutihim/ orang mukmin itu harus menepati perjanjian. Sebagaimana Indonesia.



NU,bagi Ketua Umum MUI tersebut menggunakan cara-cara layyinah (halus) dalam berdakwah, "tidak dengan memaksa-maksa, wala itimidasiyyan, ancamiyyan dan teroriyyan," terangnya.



Karena itulah NU selalu mementingkan kampanye tri ukhuwwah (tiga persaudaraan), yakni ukhuwah islamiyah (berbasis ajaran agama Islam), wathaniyah (kebangsaan) dan indaniyyah (atas nama manusia).



Meskipun begitu, soal jihad harus disikapi moderat. KH Ma'ruf Amin menilai bahwa anggapan jihad sebagai teror adalah keliru. Begitu juga sebaliknya. Jihad dan teror adalah dua hal yang berbeda.



Acara yang dihadiri langsung oleh Kepala BNPT Suhardi Alius MH ini dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen antara BNPT, NU dan perwakilan media yang saat yang hadir.

Artikel ini bisa juga dilihat di DutaIslam.com

Bagikan Artikel: